Senin, 23 Mei 2011

ratna susanti 7, bab 7

Pada pelajaran ini, kamu diharapkan mampu menguasai
empat kompetensi melalui empat aspek bersastra berikut.
♦ Mendengarkan pembacaan puisi dan menanggapi cara
pembacaannya
♦ Mendengarkan pembacaan cerpen, lalu mengungkapkan
tanggapan terhadap pembacaan yang dilakukan teman
♦ Memahami wacana sastra dengan membaca puisi
menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesika
yang sesuai dengan isi puisi sehingga menjadi indah pembacaannya
♦ Mengungkapkan keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan
dalam bentuk puisi yang ditulis secara kreatif.
Seni Itu Indah
Pelajaran 7
Gambar 7.1 Berbagai karya seni mampu menambah khazanah
budaya Indonesia.
samanui.wordpress.com
120
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
A. Menanggapi Cara Pembacaan Puisi
1. Cara Pembacaan Puisi
Sukakah kamu membaca puisi? Tema puisi apa yang kamu sukai? Puisi
merupakan salah satu genre sastra yang diwujudkan dengan kata-kata
(bahasa) yang indah dan memiliki kepadatan makna. Mengapresiasi puisi
adalah kegiatan memahami isi puisi sehingga timbul perasaan haru, sedih,
atau gembira dan membuat seseorang dapat memberikan penghargaan
terhadap puisi tersebut. Berikut langkah-langkah untuk dapat mengapresiasi
puisi.
a. Membaca puisi secara utuh.
b. Menemukan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi (tema, nada, rasa,
dan amanat).
c. Melibatkan daya khayal dalam isi puisi.
d. Menemukan manfaat puisi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menyimak pembacaan puisi, sangat diperlukan pemahaman yang
baik. Hal ini karena dalam puisi kadang-kadang terdapat kata-kata yang
sulit dipahami. Penyair berusaha memilih kata yang tepat dan sesuai dengan
tujuan yang ingin disampaikan.
2. Membacakan Puisi
Pilihlah salah satu contoh puisi berikut, lalu bacakan di depan kelas!
Puisi (1)
Anugerah
Beginilah rasanya
Memiliki cinta
Tanpa syarat
Tanpa pamrih
Dan
Tanpa sisa
Puisi merupakan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan gambaran,
gagasan, pendapat, dan perasaan. Untuk itu, agar pengungkapannya menarik,
hendaknya menggunakan bahasa, ungkapan, paduan bunyi, dan cara
penulisan yang sesuai dengan pilihan penyairnya.
121
Seni Itu Indah
Betapa indahnya
Kuboleh mencinta
Sepenuh jiwa
Segenap rasa
dan
Jujur adanya
Oh, Tuhan
Terima kasih tak terkira
Atas karunia cinta
Bagiku sebagai bunda
Untuk buah hati tercinta
Titipan-Mu yang sangat berharga
Karya: Nugraheni Eko W.
(Sumber: Antologi Puisi 21 Penyair Solo, hlm. 73)
Puisi (2)
Yuma
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia
Sebagai hidupku
Berikan dia kehidupan-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia
Sebagai kekuatanku
Berikan dia kekuatan-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia cintaku
Berikan dia kasih sayang-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia harapanku
Berikan dia kesetiaan-Mu
Tuhan...
Kalau Kau jadikan dia penolongku
Berikan dia kekuatan-Mu
Agar aku damai
Bersama kusuma ayu
Tembang suci bernyanyi
Dalam dekapan-Mu bersama anak-anakku
Karya: M. Rohmadi
(Sumber: Antologi Puisi 21 Penyair Solo, hlm. 68)
122
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
3. Menilai Pembacaan Puisi
Pada saat temanmu membacakan puisi di depan kelas, berikan penilaian
atas penampilannya dengan menggunakan tabel penilaian di bawah ini.
Nama Teman: ________________________
Penilai : ________________________
No. Aspek Penilaian Nilai Keterangan
1. Kejelasan vokal
2. Kesesuian gerak dan ekspresi
3. Penghayatan isi
Catatan:
Nilai diisi dengan angka antara 1-10 atau B = baik, C = cukup, dan K = kurang
4. Latihan
Sebagai latihan dalam memberikan penilaian terhadap cara pembacaan
puisi ini, gunakan puisi di bawah ini untuk berlatih di rumah! Sebelumnya,
bentuklah kelompok belajar dengan temanmu yang rumahnya berdekatan!
Selanjutnya, lakukan seperti dalam kegiatan bersastra yang kamu lakukan
di kelas!
Kubu
Bagaimana akan bergembira pada detik ini ada bayi
mati kelaparan atau seorang istri bunuh diri
karena sepi atau setengah rakyat terserang wabah sakit
barangkali di dekat sini atau jauh di kampung orang
Tak ada alasan untuk bergembira
selama masih ada orang menangis
di hati atau berteriak serak minta merdeka
sebagai manusia terhormat dan berpribadi
barangkali di dekat sini atau jauh di kampung dan berdoa
Untuk dunia yang lebih bahagia atau menyiap
senjata dekat dinding kubu dan menanti
Karya: Subagio Sastrowardoyo
123
Seni Itu Indah
B. Menanggapi Pembacaan Cerpen
Kamu telah mempelajari cara pembacaan puisi. Selanjutnya, kamu
diajak menguasai kompetensi untuk menanggapi cara pembacaan cerita
pendek yang disajikan berikut.
Pada saat mempelajari Pelajaran 2, kamu telah diajak menceritakan
kembali cerita anak yang dibaca, bukan? Unsur-unsur yang diperlukan saat
menceritakan kembali antara lain intonasi, pelafalan, dan mimik wajah.
1. Unsur-Unsur dalam Pembacaan Cerpen
Pada pertemuan ini kamu diajak membacakan kembali cerpen dengan
lugas dan menanggapi cara pembacaannya. Intonasi dalam pembacaan
sebuah cerita, khususnya cerita pendek, hendaknya diperjelas agar
pendengar dapat membedakan suasana yang terjadi dalam cerita tersebut.
Misalnya, saat suasana gembira hendaknya menggunakan intonasi yang
bernuansa riang, kuat, dan tinggi. Begitu juga saat suasana haru, sedih,
lucu, dan sebagainya, hendaknya disesuaikan intonasinya.
Selain itu, segi lafal juga harus jelas pengucapannya. Hal ini karena
lafal sebuah kata atau kalimat menentukan makna kata atau kalimat
tersebut. Apabila pengucapan lafal tidak jelas, akan berdampak pada
pendengar. Misalnya, kurang dapat memahami isi cerita karena tidak dapat
membedakan makna kata atau kalimat yang diucapkan. Unsur terakhir
adalah mimik atau ekspresi wajah. Hal ini perlu dimunculkan dengan tujuan
untuk menimbulkan ketertarikan pendengar terhadap cerita pendek yang
dibacakan tersebut.
2. Membaca Kutipan Cerpen
Bacalah kutipan cerpen di bawah ini dengan menggunakan lafal dan intonasi
yang tepat!
Bunyi Lonceng
“Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengarang,” kata Bu Siska, guru
Bahasa Indonesia kami mengawali pelajarannya. “Langkah pertama dalam
mengarang adalah kita harus mencari ide, kemudian menentukan temanya.
Selanjutnya, kita buat kerangka karangannya.” Bu Siska tampak mencoretkan
spidol ke papan tulis.
Anak-anak memerhatikan dengan saksama. Di akhir penjelasannya, Bu
Siska mengeluarkan sesuatu, uang sepuluh ribu! Anak-anak jadi penasaran.
“Nah, anak-anak, Ibu menugaskan kalian untuk membuat sebuah karangan.
Karangan itu dikumpulkan minggu depan. Ibu akan memilih satu karangan
124
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
yang terbaik dan memberikan uang ini kepada sang pengarang. Jadi, buatlah
karangan sebagus-bagusnya. Carilah ide dan tentukan temanya mulai dari
sekarang.”
Mendengar penugasan dan hadiah uang, anak-anak jadi ramai. “Mau
mengarang tentang apa, ya?” keluh mereka.
Bu Siska tersenyum. “Ibu bisa memberi bocoran beberapa tema. Kalian
bisa menulis mengenai persahabatan, keindahan alam, keluarga, atau misteri.”
Tepat di akhir kalimat, bel berbunyi. Bu Siska pun keluar kelas, seketika suasana
makin ramai.
“Wah, mau buat cerita apa, ya?” keluh Alex. Dia memang tidak pandai
mengarang. Kalau mendapat tugas mengarang, dia pasti pusing tujuh keliling.
Alvin yang sedari tadi diam di bangkunya, akhirnya berdiri sambil
tersenyum. “Teman-teman, jadi kalian mau mengarang apa? Kalau aku sih
sudah dapat temanya. Aku mau mengarang cerita misteri,” jelasnya mantap.
“Misteri?” Alex, Beni, dan Rio berkomentar bersamaan.
Alvin mengangguk senang. “Dan bicara soal misteri, di dekat rumahku
ada tanah lapang yang seraaaaammmm banget setiap malam. Aku sering
mendengar bunyi lonceng dari arah lapangan itu. Padahal aku tidak melihat
siapa-siapa.”
“Ah, pasti ada orang yang sengaja membunyikannya,” kata Alex yang
terkenal sebagai pemberani.
“Atau mungkin itu bunyi dari lonceng yang dipasang di pintu rumah,
lalu tertiup angin. Jadi bunyi deh,” timpal Rio.
Alvin menggeleng. “Aku sudah memeriksa di sekeliling rumah dan tidak
menemukan lonceng. Aku juga sudah bertanya kepada tetangga. Mereka juga
tidak punya lonceng. Ehm... begini saja. Bagaimana kalau hari ini kalian
menginap di rumahku dan membuktikan sendiri kebenaran ceritaku?”
“Aku mau!” seru Alex bersemangat. Dia memang suka hal-hal yang
bersifat menguji nyali, kemudian dia pun melirik ke arah Beni dan Rio yang
125
Seni Itu Indah
tampaknya ogah-ogahan.
“Kalian juga penasaran, kan?” tanya Alex. Beni dan Rio langsung
menggeleng. “Bukankah lebih baik kita berkonsentrasi pada tugas mengarang
kali ini?” kata Rio memelas.
“Ah, kalian nggak asyik! Tenang saja ada Alex!” seru Alex.
Beni dan Rio saling berpandangan pasrah. Kalau sudah berhadapan
dengan Alex, pasti pada akhirnya harus menuruti keinginannya.
“Oke, kalau begitu kutunggu di rumahku kapan saja. Aku tidak pergipergi
kok,” ujar Alvin.
“Oke!” jawab Alex.
Alvin senang sekali. “Yes! Aku sudah dapat mangsa, nih. Akan kubuat
mereka penasaran dan ketakutan setengah mati,” kata Alvin dalam hati sambil
tersenyum senang.
“Tunggu saja, teman-teman. Biasanya suara itu muncul setelah jam
sembilan,” kata Alvin sambil melihat jam beker di kamarnya. Dia kembali
membaca komik. “Aduh, perutku tiba-tiba sakit. Teman-teman, aku ke
belakang dulu, ya,” kata Alvin sambil meringis-ringis. Dia buru-buru keluar
dari kamar sambil memegangi perutnya.
“Makan apa, sih, dia, tiba-tiba bisa sakit perut? Aneh-aneh saja,” komentar
Alex. “Tapi kulihat beberapa kali, Alvin memegangi perutnya,” kata Rio.
“Ssssttt... sssttt... diam, teman-teman!” teriak Beni tiba-tiba. “Sss..., apa
kalian dengar sesuatu?”
Alex dan Rio langsung diam, lalu terdengar bunyi lonceng. Jelas sekali!
Alex langsung membuka jendela kamar dan melihat ke sekeliling. Ternyata
tidak ada apa-apa. Suara itu pun terdengar menuju ke arah lapangan.
“Aku harus mendapatkannya!” Alex langsung menggandeng kedua
temannya.
Mereka tiba di lapangan. Bunyi lonceng itu masih ada, tetapi mereka
tidak melihat apa-apa. Hanya sekadar bunyi.
“Nah, bunyi itu ke arah sana. Ayo, teman-teman!” Alex berlari ke arah
bunyi lonceng, sementara Rio dan Beni perlahan-lahan pergi dari lapangan
dengan wajah pucat.
“Ke mana lagi, sih, bunyi itu?” Alex tidak mendengar lagi bunyi lonceng.
“Klining... kloneng ... klining ....” Tiba-tiba bunyi itu terdengar lagi. Alex
langsung menoleh ke kanan. Terlihatlah sebuah lonceng yang melayanglayang
setinggi sepuluh sentimeter di rerumputan. Lonceng itu pun bergerak
menjauhi Alex.
“Waaaaaaaaaaa!!!” Alex berteriak histeris sambil berbalik dan berlari
menuju ke rumah Alvin.
“Meong... meong... bleki...,” panggil Alvin lembut. Sebuah lonceng tampak
melayang-layang ke arah Alvin. Tapi semakin mendekat, tampaklah seekor kucing
hitam yang memang tidak terlihat jelas dari kejauhan, apalagi di malam hari.
“Meong... meong....” Kucing itu menggeliat manja di kaki Alvin. Alvin
menggendong Bleki dan mengantungi lonceng misterius itu.
“Terima kasih, ya, Bleki. Sudah ada ikan kesukaanmu di kandang.” Alvin
pun pulang ke rumahnya sambil mengelus-elus Bleki, kucing hitam
peliharaannya. Yes! Mereka ketakutan, hi... hi... hi....
Dua minggu kemudian, saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
“Baik anak-anak, saya sudah membaca cerita kalian dan sudah menentukan
126
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
pemenangnya. Cerita yang menang adalah ....”
Anak-anak serius menunggu pengumuman Bu Siska. Bahkan ada yang
sampai meremas-remas tangan karena deg-degan.
“Milik Alex!” seru Bu Siska.
Seisi kelas menoleh ke arah Alex dengan terkejut, tetapi tak lama
kemudian bertepuk tangan. Alex sendiri masih kaget dan terbengong-bengong.
“Cerita karangan Alex benar-benar bagus. Saya sendiri sampai merinding
membacanya. Tapi... sebenarnya saya juga menemukan tiga cerita lagi yang
hampir sama dengan milik Alex. Apa... jangan-jangan kisah nyata, ya? Bunyi
lonceng di malam hari?” Bu Siska tampak penasaran.
Alex, Alvin, Rio, dan Beni saling berpandangan. Tapi sepertinya hanya
Alvin yang benar-benar senang, tidak ada raut ketakutan sama sekali di
wajahnya.
Karya : Monica Kristiani K.
(Sumber: Yunior, Edisi 24, Tahun Ke-8, 29 Juli 2007, hlm. 9)
Mintalah temanmu untuk memberikan komentar dan penilaian atas
pembacaan yang kamu lakukan! Gunakan tabel di bawah ini untuk
memberikan penilaian!
Nama teman : __________________
No. Aspek Penilaian Tanggapan
B C K
1. Ketepatan intonasi
2. Kejelasan pelafalan
3. Kesesuaian ekspresi wajah
Keterangan:
- B = Baik
- C = Cukup
- K = Kurang
127
Seni Itu Indah
3. Latihan
Bacalah penggalan teks cerpen berikut dengan intonasi, lafal, dan
ekspresi yang tepat! Mintalah teman-temanmu memberi tanggapan dan
penilaian atas penampilanmu!
Aku Cuma HP
Karya: Muslimin
Mia tidak mau tahu. Mia mau model yang baru, yang ada radio, kamera,
dan yang 3G seperti milik Tari,” kata Mia ngotot kepada Mama. “Ini kan
masih bagus, Mia. Kurang bagus apanya? Belum juga setahun Mama belikan,
garansinya juga belum habis. Lagian apa manfaatnya beli begituan buat kamu?
Kamu kan masih SMP, nanti saja kalau sudah SMA atau kuliah,” balas Mama.
“Mia malu, Ma. Model ginian sudah ketinggalan zaman, sudah kuno
dan tidak modif. Ini pantasnya jadi rongsokan atau dibuang saja, itu lebih
baik,” Mia membanting aku ke sofa.
Mama tidak tahu harus berkata apa lagi karena Mama merasa penjelasan
apa pun akan percuma kalau Mia sudah ngambek, karena permintaan yang
dia inginkan tidak dipenuhi.
“Pokoknya Mia minta ganti. Titik!” kata Mia sambil berlari ke kamarnya,
lalu membanting daun pintu dengan keras.
Kepalaku masih pening ketika Mama memungutku dari sofa. Mama
mengikuti Mia ke kamar, wajahnya tampak khawatir melihat putri tercintanya
itu. Mia adalah anak satu-satunya. Selama ini dia memang begitu dimanja.
Itulah sebabnya Mia selalu berusaha memaksakan semua keinginannya.
“Begini, sementara kamu bawa ini dulu, Mama belum ada uang. Awal
bulan saja, setelah Papa kamu gajian. Sekarang kita makan dulu, yuk,” bujuk
Mama mengajak Mia makan siang dulu. Tapi Mia tetap ogah, sama sekali ia
tidak menggubrisnya.
Mama meletakkan aku di atas meja belajar, lalu keluar kamar Mia. Aku
butuh waktu lama untuk sadar kalau diriku sudah dicampakkan.
128
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
Dicampakkan, sungguh kata yang tidak mengenakkan. Ya, Mia sudah tidak
butuh aku lagi. Ada yang lain, yang lebih baik dan sempurna dibanding aku.
Karena aku banyak kekurangan dan tidak punya kemampuan untuk
membantahnya.
Ya, karena aku hanya sebuah handphone atau yang biasa memanggilku
HP saja. Aku adalah alat canggih dari perkembangan telepon kabel.Aku
telah mengubah dunia dengan teknologiku. Bahkan dewasa ini, kebanyakan
orang membutuhkan aku seperti mereka membutuhkan nasi. Bisa jadi aku
sekarang sudah digolongkan pada kebutuhan primer atau masuk dalam
lima sehat enam sempurna. Aku bukan barang mewah lagi. Semua orang
merasa perlu mempunyai aku.
Sudah nasibku, aku kalah saingan dengan model-model baru. Aku harus
dibuang dan disia-siakan.
.....................................................
(Sumber: Yunior, edisi 09, Tahun ke-8, 15 April 2007, hlm. 6)
C. Membaca Indah Puisi
Pada awal pelajaran ini kamu diajak mendengarkan pembacaan puisi
dan menanggapinya, bukan? Materi di bawah ini mengajak kamu membaca
puisi dengan teknik yang benar dan tepat, sehingga puisi tersebut menjadi
indah didengarkan. Perhatikan contoh puisi di bawah ini!
1. Memahami Isi Puisi
Ayah
Kutahu kau teramat penat
Setelah seharian peras keringat
Bau debu jalanan juga asap kendaraan
Menempel di badan lekat-lekat
Ayah...
Pekerjaanmu sungguh mulia
Membersihkan jalan yang kotor
Akibat daun rontok dan sampah
Walaupun upah sering terlambat
Engkau tetap sabar dan tawakal
Ayah
Berkat jasamu ku bisa sekolah
Bagiku Ayah seorang pahlawan
Iringan doaku kepada Tuhan
Semoga Ayah sehat walafiat
Selama hayat dikandung badan
Karya : Adryan Ardan
(Sumber: Bobo, Tahun XXXV, 9 Agustus 2007, hlm. 17)
129
Seni Itu Indah
Setelah mencermati contoh puisi pada halaman sebelumnya, apakah
kamu telah mengetahui teknik membaca puisi? Untuk itu, ikuti uraian materi
di bawah ini.
2. Teknik Membaca Puisi
Membaca puisi merupakan kegiatan membaca nyaring untuk
kepentingan seni. Membaca puisi sering dikenal dengan mendeklamasikan
puisi. Saat membacakan puisi, si pembaca dituntut menyaringkan suaranya
untuk membaca untaian kata dari puisi tersebut. Selain itu, juga harus
memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi. Dengan demikian, dapat
membaca puisi dengan penuh perasaan sesuai pesan dari puisi tersebut.
Hal ini karena mampu memengaruhi penampilan seseorang dalam
membacakan sebuah puisi.
Dengan memahami isi puisi saat membacakannya, seseorang dapat
mengetahui perasaan penyair atau penulis puisi tersebut. Melalui ungkapan
yang ditulisnya, dapat diketahui nada kekaguman, kesedihan, kebanggaan,
keharuan, dan sebagainya. Lebih dari itu, pembaca juga harus
mengomunikasikan ekspresi perasaan penyair. Untuk sampai pada tahapan
seperti itu, hendaknya seorang pembaca puisi memahami hal-hal berikut.
a. Keutuhan makna puisi.
b. Ketepatan irama.
c. Kesesuaian lagu kalimat dengan makna dan nuansa.
d. Kesesuaian ekspresi.
e. Penjiwaan peran dan nuansa dalam puisi.
f. Ketepatan dalam pelafalan.
g. Pembawaan yang meyakinkan.
3. Gaya Bahasa dalam Puisi
Sebelum melakukan kegiatan bersastra, pahami tentang penggunaan
gaya bahasa dalam sebuah puisi tersebut. Tahukah kamu yang dimaksud
dengan gaya bahasa? Gaya bahasa sering disebut dengan majas. Pada puisi,
majas sangat penting untuk memberi andil dalam membangun konsentrasi
dan intensifikasi dari sebuah puisi. Seringkali majas dapat membuat sebait
puisi menjadi padat dengan makna dan imajinasi serta memberi warna
emosi tertentu pada perasaan yang mendengarkan pembacaannya.
Gaya bahasa yang sering dipakai dalam sebuah puisi adalah sebagai
berikut.
a. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda mati
bertingkah seperti manusia.
Contoh: - Pucuk-pucuk teh yang menggeliat
130
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
b. Metafora, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda tidak
mempunyai sifatnya yang biasa, melainkan sifat yang lain.
Contoh: - Batang usiaku sudah tinggi
c. Pengulangan, yaitu penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalimat yang
sama.
Contoh: - Tak perlu sedu sedan itu
d. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan,
dan daya pengaruh.
Contoh: - Pekik merdeka berkumandang di angkasa
e. Litotes, yaitu kebalikan dari hiperbola, yaitu mengecilkan atau
mengurangi keadaan yang sebenarnya.
Contoh: - Aku bukanlah manusia yang berada
f. Ironi, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan
dengan maksud untuk mengolok-olok.
Contoh: - Bagus benar kelakuanmu, adikmu kau pukuli
1. Gaya bahasa atau majas akan muncul jika pikiran mempertautkan hal
yang satu dengan yang lain.
2. Arti atau makna kata yang digunakan dalam majas, berbeda dari arti
harfiahnya untuk menghasilkan gambar angan atau imajinasi di benak
pembaca atau pendengar.
3. Gaya bahasa dapat dijadikan alat untuk menunjang gaya dalam berpuisi.
1. Temukan gaya bahasa atau majas dalam puisi Ayah pada halaman
sebelumnya dan tulislah bukti yang mendukung!
2. Gunakan tabel di bawah ini untuk mengerjakannya!
No. Jenis Majas Bukti Pendukung
131
Seni Itu Indah
4. Latihan
1. Sebagai bentuk latihan, bacalah puisi di bawah ini dengan intonasi,
lafal, dan ekspresi yang tepat!
Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Karya: Charil Anwar
Berikan penilaian terhadap temanmu dengan menggunakan tabel di
bawah ini!
Nama Teman : ___________________
Nama Penilai : ___________________
No. Aspek yang Dinilai Penilaian Keterangan
BS B C K
1. Penghayatan dalam membaca
2. Ketepatan intonasi
3. Penampilan dan ekspresi
4. Kejelasan artikulasi
Keterangan:
BS = Baik Sekali C = Cukup
B = Baik K = Kurang
2. Jelaskan latar belakang yang dirasakan penyair dalam puisi di atas!
3. Sebutkan tema dalam puisi di atas!
4. Jelaskan majas/gaya bahasa yang digunakan dalam puisi di atas!
5. Analisislah pilihan kata yang digunakan dalam puisi di atas!
132
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
D. Menulis Kreatif Puisi tentang Keindahan
Alam
Kamu telah mempelajari tentang puisi dari segi pembacaannya,
memahami isinya, dan membaca puisi dengan indah. Selanjutnya, kamu
akan diajak untuk dapat menulis sebuah puisi. Untuk itu, perhatikan teknik
penulisan puisi berikut.
1. Teknik Penulisan Puisi yang Baik
Sukakah kamu menulis puisi? Tema apa saja yang sering kamu jadikan
dalam puisimu? Berikut ini kamu akan diajak menulis sebuah puisi yang
berdasarkan keindahan alam.
Tuhan menciptakan alam seisinya
ini untuk digunakan dengan baik oleh
semua makhluk-Nya, baik itu berupa
laut, sawah, gunung, keindahan
pantai, sebuah taman, atau pemandangan
alam lainnya. Berdasarkan
objek-objek tersebut, kamu pun dapat
menjadikannya sebagai inspirasi dalam
mengungkapkan perasaan keagungan
Tuhan tersebut dalam bentuk puisi.
Puisi merupakan salah satu bentuk ungkapan pengarangnya tentang
hidup dan kehidupan, baik yang dilihat, dialami, didengar, dan dirasakannya
serta dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, menulis puisi
sama dengan mengungkapkan perasaan. Dalam kaitannya dengan keindahan
alam, kamu dapat menjadikannya sebagai objek pengamatan dan
selanjutnya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata indah dan puitis,
lalu dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.
Menulis puisi berarti menciptakan, mengekspresikan seluruh ide/
gagasan dan pikiran, serta menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat
sehingga indah dibaca dan dimaknai. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan
teknik penulisan puisi berikut.
a. Diksi, yaitu pilihan kata yang biasa digunakan penyair dengan cermat
dan seteliti mungkin.
b. Daya bayang, yaitu kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan
isi yang terdapat pada puisi.
c. Gaya bahasa atau pigura bahasa, yaitu cara yang diungkapkan oleh
penyair untuk menciptakan dan membangkitkan daya bayang dengan
gaya bahasa, gaya kiasan, dan gaya simbol sehingga makna yang
diungkapkan semakin jelas.
Rambu-rambu untuk menulis
puisi:
1. memilih objek yang tepat,
2. keaslian gagasan/ide,
3. pilihan kata yang tepat,
4. penggunaan kalimat puitis,
5. keharmonisan rima,
6. kesesuaian judul dan isinya.
133
Seni Itu Indah
d. Rima, yaitu sajak atau persamaan bunyi.
e. Kata-kata yang konkret, yaitu kata-kata yang apabila dibaca secara
denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama menurut kondisi dan
situasi penggunaannya.
Unsur intrinsik dalam penulisan puisi.
1. Tema, yaitu gagasan utama dalam puisi.
2. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai tema puisi.
3. Rima, yaitu penguat puisi dalam bentuk pengulangan bunyi.
4. Tipografi, yaitu pembeda puisi dengan karya sastra lain.
5. Amanat, yaitu sesuatu yang ingin disampaikan penyair.
6. Nada/intonasi, yaitu bentuk ekspresi sikap penyair.
7. Majas, yaitu ungkapan penyair melalui gaya bahasa.
Bacalah contoh puisi tentang keindahan suatu bunga sebagai bentuk
ciptaan Tuhan Yang Mahasempurna berikut!
Bunga Mawar
Bunga mawar....
Kau sangat indah
Warnamu merah
Lambang keberanian
Bunga mawar ....
Kau memiliki mahkota
Yang sangat indah
Dan durimu sangat tajam
Bunga mawar
Aku ingin memeliharamu
Karena kau memiliki duri yang tajam
Yang akan melindungi diri sendiri
Karya: Mutia Rizki Dania
(Sumber: Bobo, edisi 40, Tahun XXXI, 8 Januari 2004, hlm. 11)
Berdasarkan contoh puisi di atas, dapatkah kamu menjelaskan unsurunsur
intrinsiknya? Diskusikan bersama teman sebangkumu!
134
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
2. Menulis Kreatif Puisi
Setelah mempelajari teknik menulis puisi dan mencermati contoh puisi
tentang keindahan alam, tuangkan perasaanmu dalam bentuk puisi! Bahan
yang dapat kamu jadikan untuk menulis puisi adalah objek keindahan alam.
Berikut disajikan gambar keindahan alam yang dapat kamu pilih sebagai
sumber inspirasi untuk menulis puisi.
Gambar (1)
Gambar (2)
Bandingkan puisi hasil tulisanmu dengan hasil tulisan temanmu!
Lokasi: Taman Monas
Dokumen penulis Dokumen penulis
Lokasi: Pantai Senggigi Lombok
135
Seni Itu Indah
3. Latihan
Bentuklah kelompok dalam kelasmu sesuai kesepakatan! Bersama
kelompokmu, bacalah puisi di bawah ini dan tentukan unsur-unsur intrinsik
yang terdapat di dalamnya! Buatlah laporan hasil diskusi bersama temanmu
dan serahkan kepada gurumu untuk dinilai!
Malam Siangku
Kutunggu selalu
Celoteh ragam alam malammu
Ada angin yang tak bosan menyapu silir
Teriak bisik daun dan pepohonan karenanya
Juga tentang setitik-titik kilat bintang
Senyumnya bulan di giliran sabit
Oh, malamku....
Penggantimu adalah sang awan
Selalu membiru menambah eloknya
Cahaya surya memasuki lensa mata
Siangku juga kunanti
Malam siang tak berhambatan
Selalu datang bergantian
Ucap syukurku ke haribaan Tuhan
Penguasa semesta, Pemelihara alam
Karya : Susi Rukmana
(Sumber: Yunior, edisi 24, Tahun ke-8, 29 Juli 2007, hlm. 7)
Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai dengan perintahnya!
1. Amati objek pemandangan alam yang indah di sekitar tempat tinggalmu!
Susunlah kata-kata indah dan puitis berdasarkan hasil objek amatanmu!
Selanjutnya, rangkaian kata-kata tersebut menjadi puisi yang indah!
2. Bacalah hasil puisi tulisanmu pada soal nomor 1 di atas dengan
memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai!
3. Berdasarkan kegiatan nomor 2 di atas, mintalah temanmu memberikan
penilaian dan komentar atas cara pembacaan puisi yang kamu lakukan!
Jika masih ada kesalahan atau kekurangan, perbaiki lagi dengan terus
berlatih secara intensif!
4. Bacalah kembali cerpen yang berjudul Bunyi Lonceng pada materi dalam
tema ini, lalu tentukan unsur intrinsik dalam kutipan cerpen tersebut!
136
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
Bacalah ulasan singkat materi untuk mengulang kembali agar
kamu selalu ingat!
1. Puisi adalah ungkapan perasaan dan gagasan penyairnya.
Untuk dapat menyampaikan maksud penyairnya, diperlukan
pemahaman dan penghayatan isi puisi agar jelas maknanya.
Untuk itu, cara membacakan puisi pun juga memerlukan teknik
yang tepat, yang meliputi intonasi, lafal, dan ekspresi sesuai isi
puisi.
2. Cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa. Untuk
membaca sebuah cerpen, tidak ada perbedaan dengan saat
membaca puisi. Oleh karena itu, jika menanggapi pembacaan
cerpen, hal yang dilakukan juga sama dengan saat menanggapi
pembacaan puisi.
3. Membaca indah puisi disebut dengan berdeklamasi. Untuk itu,
orang yang berdeklamasi harus mampu mengomunikasikan
ekspresi perasaan penyairnya melalui puisi yang dibacanya.
4. Objek pemandangan alam yang indah di sekitar kita dapat
dijadikan sumber inspirasi dan objek menuangkan ide/gagasan
dalam bentuk tulisan puisi.
Setelah mempelajari Pelajaran 7 tentang Seni Itu Indah secara
tuntas, apa yang dapat kamu ambil manfaat dan hikmah dari
pembelajaran materi ini? Sampaikan secara lisan di depan kelas
tentang hal-hal yang kamu peroleh dari materi yang kamu pelajari
dalam tema ini!
Sebagai contoh, setelah belajar menulis puisi tentang keindahan
alam sebagai bentuk ciptaan Tuhan, kamu semakin meningkat rasa
syukurmu atas karunia Tuhan yang berupa alam semesta yang
indah dan banyak manfaatnya ini. Selain itu, kamu juga dapat
menyebutkan manfaat lainnya dari pembelajaran materi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar