Senin, 23 Mei 2011

ratna susanti 7, bab 9

Pada pelajaran ini, kamu diharapkan mampu menguasai
empat kompetensi melalui empat aspek bersastra berikut.
♦ Mendengarkan pembacaan puisi, lalu mampu merefleksikan
isinya
♦ Menanggapi pembacaan cerpen, lalu menerangkan kaitan
latar dalam cerpen tersebut dengan realitas sosial di
masyarakat
♦ Memahami wacana sastra dengan membaca buku cerita
anak, baik asli maupun terjemahan, lalu menjelaskan realitas
sosial dalam kehidupan anak sehari-hari
♦ Mengungkapkan pengalaman hidup dalam bentuk puisi
yang ditulis secara kreatif berdasarkan peristiwa yang
dialami
Hidup Penuh Perjuangan
Pelajaran 9
Gambar 9.1 Setiap orang perlu perjuangan untuk
mempertahankan hidupnya.
Kompas, 11 November 2007, hlm. 14
154
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
A. Mendengarkan Pembacaan Puisi dan
Merefleksikan Isinya
Ketika mempelajari Pelajaran 7 yang lalu, kamu telah diajak mempelajari
cara menanggapi pembacaan puisi, bukan? Pada pertemuan ini kamu diajak
mendengarkan puisi yang dibacakan oleh temanmu, lalu kamu diminta
merefleksikan isinya. Untuk itu, pelajari uraian materi di bawah ini!
1. Mengemukakan Isi Puisi
Untuk dapat mengemukakan isi puisi, hendaknya terlebih dahulu
memahami isi puisi tersebut. Salah satu kegiatan memahami puisi dapat
dilakukan dengan mendengarkan dengan saksama pembacaan sebuah
puisi. Dari kegiatan mendengarkan ini, dapat diperoleh gambaran umum
tentang isi puisi, pokok permasalahan yang dikemukakan penyairnya, sikap
penyair terhadap masalah yang dikemukakan dalam puisinya, serta sikap
penyair terhadap tema puisi.
Oleh si penyair, puisi diciptakan dengan tujuan agar terjadi kontak batin
antara penyair dengan pembaca/pendengarnya. Oleh karena itu, bahasa
penyair hendaknya dapat dipahami oleh pembaca maupun pendengar
dengan mudah. Selain itu, bahasa yang digunakannya pun dapat memberikan
arah imajinasi pembacanya.
Untuk itu, kamu diajak melakukan kegiatan bersastra dengan
mendengarkan pembacaan sebuah puisi yang dilakukan oleh gurumu. Agar
pembacaan puisi dapat dinikmati oleh pendengarnya, diperlukan ekspresi
wajah dan kekuatan vokal. Selain itu, nada dan tempo pembacaan juga
harus diperhatikan, jangan terlalu cepat atau lambat dan jangan terlalu
tinggi atau rendah. Pengucapan lafal pun juga harus tepat dan jelas. Selain
itu, pemenggalan larik dalam pembacaan puisi juga harus sesuai dengan
kesatuan makna dalam larik tersebut. Melalui kegiatan bersastra ini, dapat
ditemukan tema dari sebuah puisi.
Cara pembacaan puisi yang baik, hendaknya memerhatikan hal-hal berikut.
1. Penghayatan
2. Konsentrasi
3. Kejelasan vokal
155
Hidup Penuh Perjuangan
2. Merefleksikan Isi Puisi Melalui Diskusi
Simak sekali lagi pembacaan puisi berjudul Perempuan-Perempuan
Perkasa karya Hartoyo Andangjaya yang dilakukan temanmu! Agar
kegiatan ini berhasil dengan baik, tutuplah buku ini!
Perempuan-Perempuan Perkasa
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
dari manakah mereka
Ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
Sebelum peluit kereta api terjaga
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta
ke manakah mereka
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
Mereka hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul dalam kereta
siapakah mereka
Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa
Karya: Hartoyo Andangjaya
Pada kegiatan ini, kamu diajak dapat merefleksikan isi puisi yang telah
dibacakan oleh temanmu tersebut. Untuk itu, bentuklah kelompok diskusi
dalam kelasmu! Anggota kelompok sesuai kesepakatan bersama temantemanmu.
Masing-masing kelompok mendiskusikan isi puisi Perempuan-
Perempuan Perkasa dan mengaitkan dengan kehidupan saat ini yang banyak
mempekerjakan kaum wanita pada sektor industri. Adakah cerminan isi
puisi tersebut terhadap dunia kaum wanita saat ini? Tulislah hasil diskusi
bersama kelompokmu dengan menyalin tabel di bawah ini sebagai bentuk
laporannya!
Anggota kelompok:
1.
2.
3.
4.
Hasil diskusi:
No. Isi Puisi Kehidupan Perempuan Saat Ini
156
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
3. Latihan
Coba kerjakan latihan berikut di rumah secara mandiri!
1. Carilah puisi yang dimuat di media cetak yang terbit di kotamu dengan
tema “perjuangan hidup”!
2. Guntinglah puisi tersebut dan tempelkan pada selembar kertas folio!
3. Jangan lupa cantumkan sumbernya!
4. Sertakan analisismu terhadap isi puisi tersebut dan tunjukkan kondisi
kehidupan saat ini yang dapat mencerminkan isi puisi tersebut!
5. Pada pertemuan mendatang, gurumu akan menunjuk beberapa siswa
untuk membacakan hasilnya di depan kelas.
6. Serahkan hasil tugasmu ini kepada guru untuk dinilai!
B. Menjelaskan Kaitan Latar Cerpen dengan
Realitas Sosial
Pada pembelajaran kali ini kamu diajak menemukan latar suatu cerpen,
lalu mengaitkan dengan realitas sosial yang terjadi dalam kehidupan saat
ini. Untuk itu, bacalah kutipan cerpen yang disajikan di bawah ini!
1. Latar Suatu Cerpen
Bacalah kutipan cerpen ini dengan cermat! Pelajari penjelasan yang
berkaitan dengan latar suatu cerpen!
Sama-Sama Berjuang
(Oleh: Widya Suwarna)
Ika sedang mengepel lantai, namun pikirannya melayang-layang. Baru
seminggu ia tinggal di Jakarta dan rasanya ia tak tahan. Om Hari dan Tante
Ester baik kepadanya. Kawan-kawan di sekolah juga baik. Namun, ia selalu
rindu untuk kembali ke desa di pantai Utara Pulau Jawa. Ia teringat rumahnya,
halamannya yang luas, pohon petai, pohon pisang, kandang-kandang ayam,
air sumur yang sejuk, dan suasana akrab dengan tetangga. Namun, ayah Ika
yang semula bekerja di tambak udang kini tidak memiliki pekerjaan lagi.
Tambak tempatnya bekerja sudah dijarah. Pemiliknya belum mau lagi
menanam benih udang. Ika terpaksa dititipkan pada Tante Ester, adik ayah di
Jakarta. Om Hari dan Tante Ester bekerja, jadi mereka sanggup membiayai
Ika. Bila ayah Ika sudah mendapat pekerjaan, Ika akan kembali ke desa.
Di rumah gedung berpagar tinggi Ika merasa sepi dan terasing. Baru saja
ia selesai mencuci kain pel, bel pintu sudah berbunyi, “Ning, nong!” Ika berlari
ke depan sambil membawa kunci gembok. Aaah, kalau di desanya, pintu
rumah tak perlu digembok.
157
Hidup Penuh Perjuangan
“Selamat sore, Tante!” sapa Ika sambil membukakan pintu. “Sore.
Bagaimana PR-mu? Sudah dibuat?” tanya Tante Ester. Ia membawa tas kerja
dan tas plastik.
“Sudah, Tante. Ika baru selesai mengepel lantai!” jawab Ika. Tante Ester
masuk ke dalam dan Ika kembali menggembok pintu. Di meja makan, Tante
Ester mengeluarkan sebuah kotak. “Makanlah, ada roti enak. Setelah itu, tolong
antar dua potong roti ke rumah nomor 25 Blok AB di jalan belakang rumah
kita. Di situ tinggal Oma Nani dan pembantunya!” kata Tante.
“Terima kasih, Tante. Biar Ika antar roti ini dulu untuk Oma Nani. Makan
rotinya nanti saja!” kata Ika sambil memisahkan dua potong roti untuk Oma
Nani. “Nomor 25, nomor 25!” gumam Ika sambil mencari rumah Oma Nani.
Ia berbelok ke kiri. Tangan kanannya memegang kunci gembok. Ika masih
merasa aneh, ke mana-mana harus membawa kunci gembok. Rumah nomor
25 kecil, halamannya kurang terawat. Ika menekan bel dan kemudian muncul
seorang wanita. Ia pembantu Oma Nani. “Mbak, saya Ika, keponakan Bu
Ester. Ini ada roti untuk Oma Nani dari Bu Ester!” kata Ika dari balik pagar.
“Ooh, masuklah. Oma Nani senang kalau ada tamu!” Wanita itu
membuka kunci gembok dan mengajak Ika masuk. Di ruang tamu, ada seorang
nenek berambut putih keriting sedang duduk di kursi roda. Wajahnya tampak
sedih. “Oma, ini Ika, keponakan Bu Ester. Ada roti untuk Oma dari Bu Ester!”
lapor Mbak tadi. Oma Nani tersenyum. Ada kilatan kegembiraan di matanya
dan sedikit kecerian di wajahnya, namun kemudian redup kembali. Oma Nani
menghela napas. “Sampaikan terima kasih Oma pada tantemu. Masih ada
yang mau memperhatikan Oma, orang tua yang tidak berguna ini!” kata Oma
Nani. Kemudian Oma Nani minta Ika bercerita tentang keluarganya. “Oma
kenal ayahmu. Dulu Oma juga tinggal di desamu!” kata Oma Nani. Oma
Nani menanyakan kali tempat orang-orang mencuci baju, Kakek Kiman
pembuat dandang tembaga, masakan pepes udang yang dulu digemarinya,
dan sebagainya. Selama bercakap, berkali-kali Ika melihat kegembiraan di
wajah Oma Nani. Namun kegembiraan itu lalu redup kembali disertai helaan
158
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
napas. “Sekarang Oma sudah tua, lumpuh, tidak berguna lagi! Tapi, kita
harus tabah, ya.” Aneh! Ika tiba-tiba merasa dikuatkan setiap kali Oma Nani
berkata ‘kita harus tabah, ya’. Dan kerinduannya akan kampung halaman
pun terobati. Tiba-tiba Ika ingat, ia harus pulang. Mungkin Tante Ester cemas
menantinya.
“Oma, Ika harus pulang. Terima kasih ya, Oma. Ika sering merasa ingin
kembali ke desa dan tidak betah di Jakarta. Tapi mendengar Oma berkata ‘kita
harus tabah’, Ika menjadi kuat lagi. Ika mau bertahan tinggal di sini! Terima
kasih, ya, Oma,” Ika menjabat tangan Oma erat-erat. Tiba-tiba wajah Oma
Nani bersinar. Tangannya menjadi hangat dan air mata menetes turun
membasahi pipinya. “Oooh, Ika, Omalah yang harus berterima kasih. Rupanya
masih ada gunanya Oma hidup di dunia. Tak disangka Oma masih bisa
memberikan semangat pada orang lain!” kata Oma Nani. Ia menatap Ika
dengan sorot mata penuh terima kasih. Ika pun merasakan air matanya
mengalir turun.
“Ika, mari kita sama-sama berjuang. Oma akan berjuang melawan penyakit
Oma. Kamu pun berjuang untuk menyesuaikan diri di Jakarta. Datanglah ke
sini kapan saja kamu mau bicara dengan Oma!” kata Oma Nani. Ika
menghapus air matanya. Beban beratnya sudah hilang. “Isah, tolong dorong
kursiku ke depan. Aku mau mengantar Ika ke depan!” Oma Nani memanggil
pembantunya. Dalam sekejap Isah sudah muncul. “Wah, kemajuan sekali.
Apa Oma mau mengantar Ika sampai ke rumahnya? Sudah lama kita tidak
jalan-jalan ke luar!” kata Isah. “Sampai di depan pintu sajalah. Besok pagi
kita akan mulai jalan-jalan lagi!” kata Oma Nani. “Terima kasih, ya, Neng
Ika, sudah memberi Oma semangat!” kata Isah dengan wajah ceria dan penuh
semangat. “Omalah yang memberi semangat padaku, Mbak Isah!” kata Ika.
Di perjalanan pulang, hati Ika terasa hangat. Aneh, tapi nyata.
Perjumpaan tadi ternyata membuat Oma Nani dan Ika mendapat semangat
baru. Mbak Isah pun menjadi ceria. Dan itu dimulai dengan kebaikan hati
Tante Ester, yang ingin memberi sedikit perhatian pada tetangga. Ika tidak
lagi berpikir dirinya terkurung di rumah berpagar tinggi. Kini ia merasa
bersyukur bisa menumpang di rumah Tante Ester yang baik hati. Dan ia pun
memiliki kawan yang sama-sama berjuang melawan kesulitan masingmasing.
(Sumber: Bobo, No. 20/XXXIX melalui www.pacific.net.id, 19 September 2007)
Cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen
juga merupakan penggalan peristiwa kehidupan seseorang, baik yang
mengharukan, menyedihkan, menggembirakan, atau berupa pertikaian dan
mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Cerpen dibangun oleh
beberapa unsur, baik unsur intrinsik (unsur dari dalam) maupun unsur
ekstrinsik (unsur dari luar). Salah satu unsur intrinsik adalah latar. Apa
yang kamu ketahui tentang latar suatu cerpen?
Latar disebut juga dengan setting. Latar adalah segala keterangan,
petunjuk, dan pengacuan yang berkaitan dengan waktu, tempat, dan
suasana terjadinya peristiwa dalam karya sastra. Latar suatu cerpen meliputi
159
Hidup Penuh Perjuangan
latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Ketiga jenis latar tersebut tidak
dapat dipertukarkan. Misalnya, Padang diganti dengan Surabaya atau
tahun 1997 diganti tahun 2007.
2. Berdiskusi untuk Menemukan Latar Cerpen
Kegiatan (1)
a. Gurumu akan menunjuk dua orang siswa di kelas untuk membacakan
cerpen Sama-Sama Berjuang secara bergantian.
b. Siswa yang lain diminta menyimak pembacaan cerpen yang dilakukan
teman.
Kegiatan (2)
a. Bentuklah kelompok diskusi dalam kelas sesuai kesepakatan bersama
teman-temanmu!
b. Diskusikan tentang hal-hal berikut!
1) Jelaskan latar tempat dan latar waktu yang terdapat dalam cerpen
Sama-Sama Berjuang!
2) Jelaskan ciri khas latar tempat yang terdapat dalam cerpen tersebut!
3) Jelaskan hubungan latar dalam cerpen tersebut dengan realitas
(kenyataan) sosial yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu!
c. Buatlah laporan hasil diskusi bersama kelompokmu dalam selembar
kertas, lalu serahkan kepada gurumu untuk dinilai!
3. Latihan
Latihan berikut dikerjakan secara mandiri.
1. Carilah beberapa cerpen yang dimuat di berbagai media cetak dan
guntinglah!
2. Tempelkan kumpulan cerpen tersebut pada selembar kertas folio dan
sebutkan sumbernya!
3. Analisislah setiap cerpen tersebut dari unsur latarnya, baik latar tempat,
latar waktu, maupun latar suasana!
4. Jelaskan kaitan latar masing-masing cerpen tersebut dengan kenyataan
sosial yang ada di sekitar kehidupanmu!
5. Kumpulkan hasil tugasmu pada gurumu! Selanjutnya, akan dipilih karya
terbaik untuk dijadikan koleksi di perpustakaan sekolahmu.
160
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
C. Membaca Buku Cerita Anak dan Menemukan
Realitas Kehidupan
Kamu telah diajak menemukan latar suatu cerpen lalu mengaitkannya
dengan realitas sosial, bukan? Pada pelajaran ini, kamu diajak membaca
buku cerita anak terjemahan berikut.
1. Membaca Buku Cerita Anak Terjemahan
Bacalah kutipan penggalan buku cerita anak hasil terjemahan Budi R.
dengan judul “Lyddie”, karya Katherine Paterson berikut!
“Oliver”
Bunyi bel pukul 04.30 membangunkan seisi rumah. Dari setiap arah, Lyddie
bisa mendengar celoteh para gadis saling memanggil, bahkan menyanyi. Seorang
gadis di lantai lain terdengar menirukan kokok ayam jantan. Di samping tempat
tidurnya, Betsy menggeliat dan berpaling ke sisi lain. Namun, Lyddie bangun
dan cepat-cepat berpakaian di tempat yang gelap seperti yang biasa
dilakukannya di loteng penginapan yang tak berjendela dulu.
Perutnya keroncongan, tetapi dia tak mempedulikannya. Tidak akan ada
sarapan sampai jam tujuh nanti. Padahal saya yang dinantikan itu masih
dua setengah jam lagi. Tepat jam lima, gadis-gadis telah berkumpul memenuhi
pintu-pintu utama. Mereka naik berdesak-desakan di tangga luar pabrik, lalu
membersihkan mesin-mesin mereka sambil menunggu hari kerja dimulai.
“Kau tak terlalu capek pagi ini?” sapa Diana.
Lyddie menggelengkan kepalanya. Kakinya memang terasa nyeri, tapi
dibandingkan dengan seharian menarik bajak, pekerjaan ini tidak seberapa.
“Bagus. Aku takut hari ini mungkin akan ada pekerjaan berat. Kita akan
bekerja bersama pada ketiga mesin tenun itu sekaligus. Sampai kau memahami
semuanya.”
161
Hidup Penuh Perjuangan
Lyddie merasa seolah gadis yang lebih tua itu sedang berbisik di gereja.
Saat itu ruang mesin tenun yang besar tampak sepi. Yang terdengar berisik
hanya suara berderak dari ban kulit yang menghubungkan roda-roda mesin
di ruang tenun dengan roda air besar di ruang bawah tanah.
Sang mandor datang, mengangguk selamat pagi dan mendorong sebuah
bangku kayu pendek di bawah tali yang menggantung dari sambungan rodaroda
dan ban-ban di atas kepalanya. Bibir merahnya yang kecil mengerut. Dia
naik ke atas bangku itu dan mengeluarkan jam kantongnya. Pada waktu
bersamaan, bel menara di atas atap mulai berbunyi. Dia menyentakkan tali
dan tali kulit yang lebar di atasnya berubah dari posisi kendor menjadi
kencang. Dan tiba-tiba ratusan mesin tenun yang tadinya diam, menjadi hidup
dengan suara parau, bergetar dan mengerang ketakutan. Inilah hari panjang
Lyddie sebagai pekerja pabrik dimulai.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! Kerjakan dengan baik
pada buku tugasmu dan kumpulkan pada gurumu untuk dinilai!
1. Siapa tokoh dalam cerita anak terjemahan di atas dan bagaimana
penokohannya?
2. Apa tema yang mendasari cerita anak terjemahan tersebut?
3. Jelaskan latar yang membangun cerita tersebut!
4. Bagaimana alur ceritanya?
5. Adakah kaitan isi cerita dengan kehidupan anak-anak di Indonesia saat
ini? Jelaskan menurut pendapatmu!
2. Memahami Cerita Anak Terjemahan
Cerita anak terjemahan merupakan cerita anak dari bangsa asing yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Cerita terjemahan tidak dapat
melepaskan diri dari kehidupan sosial pengarangnya.
Menganalisis unsur-unsur cerita anak terjemahan berarti menganalisis
unsur-unsur intrinsiknya, yaitu menganalisis tokoh, perwatakan, tema, alur,
latar, pusat pengisahan, dan amanat.
Latar merupakan salah satu unsur intrinsik dalam karya sastra yang
merupakan keadaan tempat dan waktu terjadinya cerita. Tema merupakan
inti atau ide dasar sebuah cerita. Perwatakan adalah penggambaran karakter
para tokoh dalam cerita, sedangkan nilai dalam cerita adalah ajaran moral
yang disampaikan pengarang dalam cerita tersebut.
3. Latihan
Pada latihan ini, kamu diajak untuk menemukan realitas sosial dalam
kutipan cerita anak di atas, lalu mengaitkannya dengan kehidupan anakanak.
Untuk itu, lakukan kegiatan di bawah ini!
1. Bentuklah kelompok diskusi dalam kelasmu dengan anggota sesuai
kesepakatan bersama teman-temanmu!
162
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
2. Diskusikan tentang isi penggalan kutipan cerita anak terjemahan di atas!
3. Jelaskan kaitan antara isi cerita dengan kenyataan hidup anak-anak
dalam sehari-hari!
4. Tulislah hasil diskusi bersama kelompokmu pada selembar kertas dan
salah satu wakil kelompok membacakan di depan kelas!
5. Adakah persamaan atau perbedaan antara hasil diskusi kelompokmu
dengan kelompok lain?
6. Selanjutnya, bahaslah bersama-sama kelompok lain dan gurumu akan
menjadi mediatornya!
D. Menulis Puisi tentang Peristiwa yang Dialami
1. Teknik Menulis Puisi
Pada pelajaran ini pun kamu diajak menulis puisi. Perbedaannya, saat
menulis puisi pada Pelajaran 7 yang lalu, puisi yang kamu tulis adalah
berdasarkan keindahan alam yang ada di sekitarmu. Puisi yang akan kamu
tulis pada pelajaran ini adalah puisi berdasarkan pengalaman atau peristiwa
yang kamu alami.
Ingatkah kamu pengertian puisi? Ayo, ingat kembali pengertian puisi
adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya
makna. Keindahan puisi dimunculkan oleh diksi, majas, rima, dan irama
yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, dalam menulis sebuah puisi perlu
diperhatikan hal-hal berikut.
a. Penulis puisi hendaknya dapat mengungkapkan dirinya sendiri secara
ekspresif.
b. Puisi hendaknya ditulis berdasarkan hal-hal yang menyentuh kesadaran
perasaan pembaca/pendengarnya.
c. Penulis puisi hendaknya memikirkan cara penyampaian puisi yang
ditulisnya agar lebih mudah dimaknai pembaca/pendengarnya.
2. Contoh Puisi Berdasarkan Peristiwa yang Dialami
Seseorang
Cermati contoh puisi di bawah ini!
Puasa Pertama
Puasa pertama
Begitu beratnya
Haus mencekik leherku
Lapar melilit perutku
Tapi, kau tetap bertahan
Karena itu adalah pertanda iman
163
Hidup Penuh Perjuangan
Aha... beduk magrib kurang satu jam lagi
Perutku sudah minta diisi
Hampir saja aku batalkan
Aku coba tetap bertahan
Akhirnya azan magrib berkumandang
Aku pun berbuka dengan riang
Karya : Laela
Sumber : Kompas Anak, 16 September 2007
Cermati sekali lagi contoh puisi yang ditulis oleh Laela, yang berjudul
Puasa Pertama di atas! Puisi tersebut merupakan contoh puisi yang ditulis
berdasarkan peristiwa yang pernah dialaminya. Untuk itu, kamu diminta
menuliskan peristiwa berdasarkan pengalaman berikut. Kamu dapat memilih
salah satu pengalaman yang mungkin serupa dan pernah kamu alami.
a. Pulang sekolah kehujanan dan lupa tidak membawa payung. Akhirnya,
baju, tas, dan sepatu basah kuyup.
b. Belajar naik sepeda dan terjatuh menabrak pagar tembok.
c. Meraih ranking pertama pada waktu kenaikan kelas dan mendapat
hadiah ayah sebuah HP terbaru.
d. Nenek meninggal saat tes kenaikan kelas.
e. Keliru menyapa seseorang yang dikira teman sendiri.
3. Latihan Menulis Puisi
Kamu pernah diajak belajar cara menulis buku harian, bukan? Salah
satu bentuk tulisan dalam buku harian adalah dalam bentuk puisi. Nah,
puisi yang dituliskan dalam buku harian tersebut adalah berdasarkan
pengalaman atau peristiwa yang dialami diri sendiri atau orang lain. Untuk
itu, cobalah ingat peristiwa mengesankan dalam seminggu ini yang kamu
alami.
Selanjutnya, tuangkan dalam bentuk penulisan puisi yang menarik!
Kumpulkan puisi hasil tulisanmu kepada gurumu dan akan dibuat kliping
untuk disusun menjadi antologi puisi karyamu bersama teman-teman
sekelas! Buku antologi puisi tersebut nantinya akan diserahkan kepada
perpustakaan sekolahmu.
164
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai perintahnya!
1. Bacalah cerita anak terjemahan berikut dan analisislah unsur-unsurnya
serta kaitkan dengan realitas kehidupan anak saat ini!
Judul asli : Smile, It’s A Crocodile
Judul terjemahan : Senyum Bung Buaya
Penerjemah : Martini
Bung Buaya adalah seeekor buaya yang sangat ramah. Dia suka bertemu
dengan manusia, ngobrol, dan juga pergi ke pesta. Sayangnya, manusia tak
suka bertemu dengannya. Mereka selalu menghindar dari Bung Buaya. Kau
tahu sebabnya?
Ya, Bung Buaya itu sangat ramah dan selalu tersenyum. Kalau tersenyum,
ia menunjukkan barisan giginya yang tajam berujung runcing yang berkilauan.
Akibatnya, setiap kali Bung Buaya tersenyum, orang-orang selalu melarikan
diri. Mereka tak pernah membalas senyumnya.
Bung Buaya merasa sangat kesepian. Ia selalu berjalan-jalan ke kota. Ia
tersenyum manis pada orang-orang yang sedang menunggu bus di halte.
Namun, orang-orang itu malah lari pontang-panting karena takutnya.
“Oh!” seru Bung Buaya. “Kasihan, mereka ketingggalan bus!”
Bung Buaya lalu melangkah masuk ke sebuah toko. Ia tersenyum sopan
kepada para pelayan. Akan tetapi, mereka malah memanjat ke atas rak barang!
Dengan sedih, Bung Buaya melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba seorang
lelaki berbaju putih berlari ke arahnya.
“Hmmm, aku akan mencoba tersenyum sekali lagi,” Bung Buaya pun
tersenyum lebar, menampakkan barisan giginya yang runcing.
Lelaki itu balas tersenyum. Ia bahkan memeluk Bung Buaya dan
mengajaknya berdansa di tengah jalan.
“Wow! Senyum yang sungguh menawan!” teriak lelaki itu bergembira.
“Perkenalkan, aku seorang dokter gigi. Kau tahu tidak, barisan gigimu sungguh
indah. Gigi paling rapi yang pernah aku lihat!”
Muka Bung Buaya memerah.
“Ayo, datanglah ke tempat praktikku. Maukah kau menjadi model
sekaligus asistenku?” pinta dokter gigi itu. “Kau bisa menunjukkan pada
para pasien, bagaimana cara menyikat gigi yang benar agar mereka juga punya
senyum yang berkilau seperti senyummu!”
Tentu saja, Bung Buaya langsung setuju. Tak lama kemudian, orangorang
datang membanjiri tempat praktik si dokter gigi. Untuk apa? Hanya
untuk melihat seekor buaya menyikat giginya.
165
Hidup Penuh Perjuangan
Nah, sekarang semua orang tersenyum pada Bung Buaya. Buaya itu balas
tersenyum bangga, menampakkan barisan giginya yang semakin berkilau
karena makin sering disikat!
(Sumber: Bobo, Tahun XXXIV, 5 Oktober 2006)
2. Bacalah puisi di bawah ini, lalu tulislah refleksi dari isi puisi tersebut!
Keinginanku
Satu yang kuinginkan
Kuingin melihat perdamaian
Di bumi Nusantara
Tanpa harus ada pertumpahan darah
Di antara kita
Jangan pernah ada lagi pertikaian
Pertengkaran dan perselisihan
Bersihkan bumi pertiwi dari kekejaman
Jangan biarkan bumiku basah oleh darah
Hapus semua dosa di negeriku
Pergi! Enyahlah!
Segala kemunafikan dan kesombongan
Oh Tuhan ... maafkanlah dosa kami
Ampuni kami semua
Jadikanlah negeri kami
Sebagai negeri yang mencintai perdamaian
Karya : Lia Andani P
(Sumber: Bobo, Tahun XXXIV, 5 Oktober 2007, hlm. 17)
3. Tulislah sebuah puisi tentang kehidupan remaja seusiamu! Jika mungkin,
tentang penggalan kisah atau peristiwa mengesankan yang pernah
kamu alami! Fokuskan penulisan puisi pada tema, diksi, dan rimanya!
166
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MTs VII
Ulaslah kembali untuk mengulangi materi yang telah kamu
pelajari!
1. Tujuan penulisan sebuah puisi antara lain agar terjadi kontak
batin antara penyair dengan pembaca/pendengarnya. Oleh
karena itu, bahasa penyair hendaknya dapat dipahami oleh
pembaca maupun pendengar dengan mudah.
2. Cerpen merupakan cerita pendek tentang kisahan para
pelakunya. Salah satu unsur dalam cerpen adalah latar, yaitu
tempat, waktu, dan suasana dalam cerpen. Latar dalam suatu
cerpen kadangkala merupakan latar yang nyata ada dalam
realitas sosial.
3. Selain latar dalam cerpen, tema cerita anak pun juga ada yang
sama dengan realita sosial anak-anak. Tema yang diangkat
dalam cerita anak adalah sekitar kehidupan nyata anak, baik
untuk cerita anak terjemahan dari luar negeri maupun cerita
anak dalam negeri.
4. Berbagai peristiwa atau kejadian mengesankan yang dialami
seseorang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Puisi
merupakan salah satu bentuk ungkapan tertulis atas berbagai
peristiwa yang dialami seseorang.
Setelah kamu mempelajari Pelajaran 9 tentang Hidup Penuh
Perjuangan secara tuntas, apa yang dapat kamu ambil manfaat dan
hikmah dari pembelajaran materi ini? Dapatkah kamu
merefleksikan materi yang telah kamu pelajari dengan kondisi
dirimu saat ini? Misalnya, untuk dapat meraih prestasi di sekolah,
hendaknya kamu perlu perjuangan dengan belajar giat dan tekun.
Sebutkan manfaat lain dari pembelajaran materi ini dan
bandingkan dengan manfaat yang dipetik oleh temanmu di kelas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar