Jumat, 20 Mei 2011

SARWIJI, BAB 6

Emil Salim
84 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
A. Menyimak Wawancara
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
menuliskan hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara
dengan kalimat singkat,
menuliskan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara ke dalam beberapa
kalimat singkat,
menyimpulkan hasil wawancara.
1. Menyimak Wawancara dan Mencatat Hal Penting dan Menarik
Topik yang dibicarakan dalam wawancara tentu selalu berbeda. Hal
tersebut bergantung pada apa yang dibutuhkan oleh pewawancara. Begitu
pula dengan pendengar. Wawancara akan menarik apabila pendengar
merasa topiknya aktual dan dibutuhkan.
Simaklah dengan seksama wawancara yang akan diperdengarkan oleh
gurumu atau teks wawancara yang akan diperankan oleh temanmu berikut
ini.
Sambil menyimak, catatlah informasi-informasi penting dan menarik yang
terdapat dalam wawancara. Untuk itu, gunakanlah format berikut ini!
1. Tema/topik : .......................................................................................
2. Narasumber : .......................................................................................
3. Pewawancara : .......................................................................................
4. Isi wawancara
a. Pembuka : .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
b. Isi : .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
c. Penutup : .......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
85 Lingkungan Hidup
Emil Salim
Berjuang untuk 'Planet Biru'
Namanya boleh dibilang tidak pernah jauh dari
isu lingkungan hidup. Kendati tidak lagi menjabat
sebagai menteri, Prof. Dr. Emil Salim yang sempat
menjadi menteri sepanjang 1971 hingga 1993 ini
masih kerap diundang dalam pertemuanpertemuan
yang membahas masalah lingkungan
di berbagai negara.
Sebuah persembahan untuk dedikasinya itu
diperoleh sekitar akhir Juni lalu. Ketika itu doktor
lulusan University of California, Berkeley, AS, 1964, ini kembali diundang
menghadiri pertemuan menteri-menteri lingkungan di Jepang. Tak
disangka, di negeri matahari terbit itu pria kelahiran Lahat, Sumatra Selatan,
8 Juni 1930, ini baru diberi tahu, namanya satu dari dua penerima
penghargaan Blue Planet Prize ke-15 dari Yayasan Asahi Glass.
Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana ceritanya hingga ada penghargaan itu?
Saya ikut pertemuan menteri-menteri lingkungan yang diprakarsai oleh menteri
lingkungan Jepang tanggal 24-25 Juni 2006. Jadi, tidak ada hubungan. Tapi
rupanya, ada pengumuman ini (menunjuk surat pemberitahuan). Tapi, itu
terpisah. Saya di sana lantas dikasih tahu ini (penghargaan).
Bagaimana sebenarnya konsep pembangunan berkelanjutan itu?
Waktu 1978, persoalan yang Pak Harto tugaskan, jangan mempertentangkan
pembangunan dan lingkungan. Bagaimana kedua itu bisa menyatu. Nah, itu
yang kemudian menjadi dasar pemikiran, penyatuan lingkungan di dalam
pembangunan.
Sejak dulu apakah masalah lingkungan banyak pada penegakan
hukum?
Persoalannya bukan hukum. Persoalannya adalah, orang bilang, kami ini lapar,
kami ini perlu menebang kayu agar ada tanah untuk ditanam. Jadi, underdevelopment,
ketertinggalan pembangunan, menjadi alasan untuk mengubah
alam. Saya berkata, betul. Kita perlu berantas kemiskinan, kita perlu produksi
pangan macam-macam, tapi yang saya ingin adalah bukan dengan eksploitasi
86 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
sumber daya alam, tapi dengan perkayaan sumber daya alam. Itu membawa
lingkungan ke tengah-tengah arus pembangunan. Kalau kita ekspor kayu, kayu
itu harganya berapa? Tapi, kalau kulit kayu kita ubah jadi obat, nilainya lebih
tinggi. Kalau kita ekspor ikan, itu dagingnya. Tapi, di dalam ikan itu ada
minyak ikan yang punya omega 9, omega 3. Lebih kaya. Itu menghendaki otak
untuk mengubahnya. Kita punya, orang-orang kita tidak bodoh.
Kenapa sulit terlaksana?
Karena bagian terbesar mau cepat. Tebang kayu, ekspor, kan cepat. Umumnya
orang berpikir jangka pendek.
Dengan berbagai bencana alam yang terjadi, apakah ini juga bagian
dari pemikiran jangka pendek itu?
Bencana alam bukan hanya di Indonesia. Amerika, Eropa, Asia juga ada bencana
alam. Semua menderita karena bencana alam. Apa yang terjadi kalau ada
bencana alam? Mengapa ada penyakit avian flu, ada SARS. Apa itu semua?
Para ahli berkata, memang bumi ini mengalami perubahan penting dalam
makna meningkatnya suhu bumi. Jadi, ada global warning, pemanasan bumi.
Akibat dari pemanasan bumi tersebut, temperatur naik, permukaan laut naik,
iklim berubah.
Mestinya sekarang ini iklim kering. Toh ada hujan. Topan yang terjadi di
Amerika, kenapa bisa begitu dahsyat, banjir begitu tinggi. Karena ada
peningkatan laut, suhu, dan iklim. Iklim ini berangsur-angsur menjadi semakin
panas. Kalau iklim semakin panas, bakteri-bakteri tumbuh. Itu menjadi penyebab
dari lahirnya jenis penyakit baru. Avian flu, SARS, itu binatang dulu yang
terkena. Tapi waktu terkena binatang, berimbas pada manusia. Jadi, ramalan
orang adalah akan ada bencana lebih banyak karena permukaan laut naik.
Khusus di Indonesia, apakah bencana alam yang terjadi di banyak
daerah karena gejala alam atau ada andil manusia?
Secara makro, ada alam. Tapi begini, kalau saya pergi ke daerah, hutan jati di
Jawa Timur habis. Pergi dari Sumatra Selatan ke Jambi, habis. Kalau saya tanya,
kapan ini? Semua orang-orang berkata pada saya, sejak ada reformasi. Apa
yang terjadi? Pada waktu 1999, sentral otoritas ke daerah. Nah, di daerah itu,
pikiran adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ingat, bagaimana dapat PAD
yang cepat? Tebang pohon, cepat sekali dapat hasil.
Setelah 1999, diikuti dengan desentralisasi, di mana ada pelimpahan hak untuk
izin penebangan pada hutan-hutan beratus hektar. Dulu, harus ada izin macam-
87 Lingkungan Hidup
macam. Tapi, desentralisasi diikuti dengan pemilihan pejabat yang berpikiran
jangka pendek, seiring dengan lemahnya pegangan dari pemerintah pusat.
Ketika melihat situasi yang makin memprihatinkan itu, apa yang
perlu dilakukan segera?
Kita mesti ke daerah sekarang, kita galakkan, 'Kau yang bertanggung jawab.
Kalau banjir, bukan Jakarta yang banjir. Yang banjir kan kamu, yang longsor
kan kamu?'
Sekarang kelihatan toh, daerah bereaksi. Di Sinjai, sekarang ada wajib tanam.
Jadi, kalau tadi bam bam bam (menebang), sekarang kesadaran wajib tanam.
Tapi, saya kira kita mesti mendorong pemda-pemda untuk menyelamatkan
lingkungan.
Menurut Anda, apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan
lingkungan, setidaknya untuk Jakarta?
Belajar dari bencana-bencana ini, bahwa ini ada daya dukung lingkungan.
Maksudnya, kemampuan alam mendukung pembangunan. Itu yang harus kita
jaga. Kalau sedikit saja hujan terus Jakarta banjir, berarti daya dukung alam
Jakarta sudah berat. Maka, kita harus membangun dengan memperhitungkan
daya dukung alam.
Di mana alam sudah tidak bisa menopangnya, kita kurangi. Contoh, Jakarta
jadi Botabek. Jakarta sangat padat. Jawaban saya adalah keluarkan `gula-gula'
Jakarta, lempar keluar. Bayangkan kalau bandara internasional tetap di
Kemayoran dan Halim, bubar. Coba bayangkan, kalau Cengkareng itu tidak
dibangun, semua pelabuhan udara di Kemayoran atau di Halim, macet total
Jakarta. Bayangkan kalau UI tetap di Salemba, bubar Salemba itu. Artinya,
kalau kita lempar ke Cengkareng, lempar ke Depok, kita kurangi beban ini.
Batasi Jakarta pada fungsi ibu kota negara. Jangan pikirkan pindahkan ibu
kota dari Jakarta, karena kita ada Istana di sini, ada BI, ada yang besar-besar
itu.
Kalau begitu, kondisi sekarang lebih rumit dari masa lalu?
Lebih rumit. Lebih lagi, dulu ini presiden, ini DPR (sambil mengangkat kedua
tangan yang tidak sama tinggi). Sekarang begini (kedua tangan sama tinggi).
Hitam kata presiden, belum tentu DPR terima. Berdebat terus. Situasi ini
menghabiskan waktu. Belum lagi di dalam DPR muncul politicking. Karena
orang bicara, bukan bicara kepentingan rakyat lagi. Mereka bicara `'Nanti 2009
aku mesti menang, misalnya itu.'' Dulu, itu tidak ada. Aku mau lingkungan,
aku mau tebang pilih, bagaimana itu jalan. Sekarang, `Kira-kira apa ya yang
bisa laku pada tahun 2009?'
88 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Anda sendiri, apa yang Anda mimpikan sekarang?
Saya ingin membentuk Fakultas Ilmu Lingkungan. Tapi, itu mengharuskan
ada 20 doktornya. Sekarang baru ada delapan, kita perlu 20 orang doktor di
bidang itu.
Andai diminta kembali jadi menteri, Anda bersedia?
Kita sudah senja, sudah `maghrib'. Menteri sebaiknya yang masih `subuh', lebih
baik dan lebih fresh. Hari masih panjang, buat apa pakai yang `maghrib'?
Sumber: Republika, Minggu, 16 Juli 2006 dengan pengubahan
2. Menyimpulkan Hal-Hal Penting dan Menarik
Tugas
Setelah kamu menemukan informasi penting dan menarik, bentuklah
kelompok dan diskusikan hal-hal penting dan menarik yang terdapat
dalam wawancara tadi.
Perhatikan hal penting dan menarik, mulai dari wawancara dimulai
sampai berakhirnya wawancara. Setelah selesai, masing-masing dari wakil
kelompok melaporkan hasilnya, kelompok lain memberikan tanggapan.
Berdasarkan tangapan tersebut, perbaikilah hasil kerja kelompokmu.
3. Menyimpulkan Isi Wawancara
Kamu tentu telah menemukan informasi penting dan menarik dari
wawancara tadi. Sekarang buatlah kesimpulan hasil wawancara tadi. Cara yang
dapat kamu lakukan untuk menyimpulkan hasil wawancara, adalah
mengembangkan hal-hal penting yang telah kamu catat dengan menggunakan
tanda penghubung yang tepat. Setelah selesai, tukarkan pekerjaan kamu dengan
temanmu. Koreksilah hasil pekerjaan temanmu dengan memperhatikan
kesesuaian isi, penggunaan kalimat, tanda baca dan ejaan, serta ketepatan
pembuatan kesimpulan. Kemudian laporkanlah hasil koreksimu dan tanggapi.
Berdasarkan hasil koreksi temanmu, perbaikilah hasil kesimpulanmu dan tulis
dalam format berikut.
89 Lingkungan Hidup
Kesimpulan isi wawancara:
....
....
....
....
Penilaian Menyimak Wawancara
Format penilaian yang dapat dipergunakan untuk mengukur keterampilan
menyimak wawancara adalah sebagai berikut:
Pedoman Penilaian
Pembelajaran Menyimak Wawancara
Nama Siswa :
Kelas :
Kegiatan : Menyimpulkan isi wawancara
No Aspek/Indikator Skor Keterangan
1 2 3 4 5
1 Aspek kebahasaan
a. pemahaman isi
b. ketepatan
penangkapan isi
c. ketahanan
konsentrasi
2 Aspek pelaksanaan
dan sikap
a. menghormati
b. menghargai
c. kritis
Keterangan: Bobot skor 1 - 5
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
90 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
B. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
mengungkapkan tokoh-tokoh dengan penokohannya disertai data tekstual,
menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan mengemukakan data
yang mendukung,
menanggapi cara pembacaan cerpen,
menulis cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.
Para pelaku dalam sebuah cerpen memiliki keragaman watak. Keragaman
watak inilah yang menjadikan sebuah cerpen menarik. Karakter antartokoh
yang bertentangan membentuk jalan cerita. Pada sub bagian ini, kamu diajak
mengenali para pelaku dalam cerpen beserta perwatakannya.
1. Mendengarkan Pembacaan Cerpen
Simak baik-baik cerpen yang akan dibacakan oleh teman-temanmu
secara bergantian! Cerpen ini akan dibacakan sebanyak dua kali. Sewaktu
teman-temanmu membacakan cerpen, kamu dapat membuat catatancatatan
kecil berkaitan dengan cerpen tersebut. Cerpen tersebut berjudul
"Nama" Karya Sori Siregar.
Nama
Oleh Sori Siregar
Penyebab kemarahan Zakaria sebenarnya sepele saja. Dalam diskusi
kesenian di pusat kebudayaan, moderator, yang mempersiapkannya
berbicara sebagai salah seorang pembanding, menyebut namanya secara
lengkap, Drs Zakaria Mahyudin. Ia tampil sebagai pembanding setelah
namanya dipanggil. Kemudian Zakaria menyampaikan kertas kerja
bandingannya dengan tenang dan meyakinkan.
Ketika Zakaria menyampaikan bandingannya itu, orang yang hadir di
ruang diskusi mengangguk menyatakan persetujuan. Ketika ia selesai
membacakan bandingannya, hadirin bertepuk.
Ketika itulah Zakaria menghampiri ketua panitia diskusi, Wahab
Hadian, sambil mengatakan dengan tegas, "Saya akan menuntut Anda ke
depan pengadilan."
91 Lingkungan Hidup
Wahab Hadian yang kenal betul dengan senda gurau dan kelakar
Zakaria menyambut ucapan itu dengan tertawa karena ia menduga ucapan
itu hanya main-main. Tapi Zakaria kiranya tidak main-main dengan katakatanya
itu. Melalui seorang pengacara, ia menuntut ganti rugi kepada
Wahab.
Sebenarnya, sebelumnya ia telah meminta ganti rugi itu. Karena itu
Zakaria membawa tuntutan ganti rugi tersebut ke pengadilan. Di
pengadilan pengacara tetap menuntut lima juta rupiah seperti yang
diinginkan Zakaria. Sebaliknya, Wahab melalui pembelanya tetap ngotot
tidak bersedia memberikan sepeser pun atas tuntutan itu.
Perkara mereka telah beberapa kali disidangkan, namun belum juga
selesai. Karena itu, pada suatu pagi setelah selesai persidangan kesekian
dan hakim menunda sidang sampai waktu yang ditentukan nanti,
pengacara mendekati Zakaria dan mengatakan, "Saya khawatir Wahab
tidak akan bersedia memenuhi tuntutan Anda sampai kapan pun. Hakim
sendiri pun kemungkinan akan memenangkan Wahab karena Wahab
sebenarnya diragukan kesalahannya dalam hal ini."
"Diragukan?" tanya Zakaria setengah berteriak. "Saya telah
mengatakan kepadanya sebelum diskusi, agar menyebut nama saya dengan
Zakaria Mahyudin saja, tanpa embel-embel. Lalu moderator gila itu
menyebut nama saya menjadi Doktorandus Zakaria Mahyudin."
"Karena itu," kata pengacara. "Yang seharusnya Anda tuntut adalah
moderator dan bukan Wahab."
"Mestinya," sahut Zakaria. "Sebagai ketua panitia diskusi, Wahab harus
mengatakan kepada moderator bahwa yang disebut hanyalah nama saya
tanpa embel-embel. Tetapi permintaan saya ternyata tidak dipenuhi Wahab,
padahal sebelumnya sudah saya katakan, saya akan menuntut di
pengadilan, atau menuntut ganti rugi kalau ia menyebut doktorandus ketika
menyebut nama saya. Saya, kan, telah memberi peringatan sebelumnya
kepadanya, tetapi ia masih tetap menyebut doktorandus di depan nama
saya. Kesalahan ini disengaja dan bukan kelalaian."
Pengacara merenung. Kemudian sambil menatap Zakaria ia
mengatakan,"Anda dan Wahab adalah tokoh-tokoh kebudayaan di kota
ini. Mengapa perkara begini tidak diselesaikan saja secara baik-baik?"
"Saya telah berusaha menyelesaikannya secara baik-baik dengan
mendatangi Wahab dan meminta ganti rugi lima juta rupiah. Tetapi, ia
92 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
keberatan. Karena itu, saya tak punya pilihan lain kecuali membawanya
ke pengadilan."
Pengacara yang semakin hari semakin ragu bahwa tuntutan Zakaria
akan dapat dimenangkan oleh hakim, meninggalkan Zakaria setelah
mendengar kata-kata Zakaria itu.
Di pinggir jalan Zakaria berdiri menunggu becak. Sementara itu Wahab
juga sedang menunggu becak di seberang jalan. Wahab lebih beruntung
karena tidak lama sebuah becak menghampirinya. Setelah tawar menawar
ia menaiki becak itu. Tetapi, kemudian ia turun lagi. Sambil berteriak
memanggil nama Zakaria, ia melambaikan tangannya. Zakaria yang
mendapat tawaran itu tidak menolak dan segera menghampiri Wahab. Lalu
mereka berdua naik dalam satu becak meninggalkan pengadilan.
"Kau terlalu," kata Wahab. "Masa karena sebutan doktorandus itu saja
kau menuntut lima juta rupiah?"
"Kau juga terlalu," sahut Zakaria. "Masa gelar yang tidak kusukai itu
disebut-sebut juga ketika memanggil namaku. Mestinya moderator itu kau
beri peringatan bahwa aku akan menuntut kalau gelar doktorandus masih
juga disebut ketika memanggil namaku."
"Mengapa, sih, kau keberatan betul disebut doktorandus?"
"Itu, kan, bukan namaku."
"Betul. Tapi, kan, gelar itu kau capai dengan susah payah?"
"Lalu, karena itu, gelar tersebut harus disebut setiap kali menyebut
namaku?"
"Tentu saja. Untuk menghormati akademismu."
"Tapi, kalau aku sebagai penyandang gelar itu keberatan, apakah kau
harus memaksakan agar aku memakainya?"
"Tidak."
"Nah, karena itu, mengapa harus disebut juga oleh moderator itu?"
"Karena aku tidak menyampaikan pesanmu kepadanya."
"Karena itu kau yang salah. Kau yang harus menanggung akibatnya."
Wahab Hadian diam. Zakaria juga diam. Tukang becak mengayuh
becak yang mereka tumpangi dengan napas terengah-engah. Setelah
keduanya berdiam diri selama kira-kira sepuluh menit, Wahab bertanya.
93 Lingkungan Hidup
"Kau ke mana?"
"Ke pusat kebudayaan," sahut Zakaria.
"Kebetulan. Aku juga akan kesana."
Lalu, keduanya berdiam diri lagi sampai mereka tiba di pusat
kebudayaan.
"Aku mau melihat pameran," kata Zakaria memecah keheningan di
antara mereka.
"Aku juga akan ke sana," sahut Wahab.
Kedua tokoh kebudayaan itu kemudian berjalan bersama menuju ruang
pameran tanpa berkata sepatah pun. Setibanya di ruang pameran,
keduanya menyaksikan lukisan-lukisan yang dipamerkan dengan tekun.
Satu setengah jam keduanya di sana.
"Aku ke kantin dulu," kata Zakaria yang sudah berada di ambang pintu
kepada Wahab yang masih asyik memperhatikan lukisan terakhir di depan
pintu.
"Kita sama-sama saja ke sana," sahut Wahab sambil mengalihkan
perhatiannya dari lukisan dan mengikuti langkah-langkah kaki Zakaria
menuju kantin.
Di kantin itu mereka duduk berhadapan sambil masing-masing
menghadapi secangkir kopi.
"Orang malah berlomba memasang gelar di depan namanya. Kalau
perlu dengan membeli juga tidak keberatan," Wahab memulai percakapan.
"Karena itu, gelar yang mereka banggakan itu jadi inflasi," sahut Zakaria
dengan tenang sambil menghirup kopinya.
"Inflasi atau tidak, orang akan lebih menghormatimu."
"Yang benar saja, Wahab."
"Ya, aku bicara sungguh-sungguh."
"Kukira malah sebaliknya. Orang jadi sinis."
"Mengapa?"
"Mengapa? Karena nilainya tidak lebih dari perhiasan. Aku tidak suka
perhiasan. Cincin pemberian almarhum ayahku saja tidak pernah kupakai,"
kata Zakaria melanjutkan.
94 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
"Baiklah," sahut Wahab. "Suka atau tidak suka kepada perhiasan, itu
urusanmu. Tapi, mengapa sampai sebanyak itu kau menuntut ganti rugi?
Apakah perhiasan yang dipakaikan di depan namamu itu begitu
merugikanmu?"
Zakaria diam.
"Realistis saja, Jack. Kau cuma mau bikin rame-rame. Lalu, orang
semakin mengenalmu. Kemudian, orang akan menganggapmu sebagai
tokoh kebudayaan yang rendah hati.
"Jangan cepat menuduh," sahut Zakaria yang dipanggil Jack itu.
"Lalu, maumu sebenarnya apa?"
"Tidak apa-apa. Aku tidak membutuhkan uang lima juta itu."
"Lalu, mengapa kau menuntutnya juga?"
"Karena kau telah memasangkan perhiasan itu dengan maksud yang
lain."
"Maksud yang lain bagaimana?"
"Tanyalah dirimu sendiri."
Wahab diam. Zakaria menatap Wahab dengan tajam seakan menuntut
sesuatu.
"Karena aku mengatakan agar orang lebih menghormatimu dengan
gelar itu?"
"Ya."
"Kan, itu benar?"
"Justru di situ letak kesalahannya. Aku tidak membutuhkan
penghormatan orang karena gelar itu."
Wahab tidak dapat menahan diri lagi. Dengan setengah berteriak ia
berkata, "Kau munafik".
Zakaria menatap Wahab dengan tenang, tanpa gejolak kemarahan
sedikit pun. Mereka saling bertatapan. Akhirnya, Wahab menundukkan
kepala.
"Seorang tokoh budaya, dengan begitu mudah menuduh orang dan
menyebutnya munafik. Bagaimana pula akan kau katakan kepada orangorang
yang sering kau sebut tidak berbudaya itu?" tanya Zakaria dengan
ketenangan yang mengagumkan.
95 Lingkungan Hidup
Wahab kembali menatap Zakaria.
"Jack, maumu sebenarnya apa? Kau mau agar aku minta maaf? Kau
ingin aku menyembah kakimu agar perkara itu ditarik kembali?"
"Nah, begitulah caramu berpikir. Minta maaf, lalu segalanya selesai."
"Habis, aku tidak tahu apa yang kau inginkan."
"Tidak tahu?"
"Sungguh mati aku tidak tahu."
"Jujurlah terhadap dirimu, Wahab!"
"Demi Allah aku tidak tahu".
"Baiklah kalau begitu. Aku tidak membutuhkan penghormatan seperti
yang kau duga itu. Menyenangkan orang lain boleh saja. Menghormati
orang juga tidak ada salahnya. Berlakulah wajar. Jangan melebihkan
sesuatu. Hargailah manusia sebagaimana seharusnya. Bobot manusia tidak
akan bertambah sarat dengan atribut dan perhiasan. Itu saja."
Wahab menatap Zakaria.
"Aku tidak berkhotbah atau menggurui. Aku cuma berkata dari hati ke
hati kepada seorang teman yang hampir terperosok ke dalam jurang hanya
karena kegemarannya pada martabat palsu, imitasi, dan dibuat-buat."
Lalu, kedua teman itu berdiam diri. Hening di sekitar mereka. Tak lama
setelah itu keduanya menghirup tegukan kopi terakhir.
"Puas?" tanya Zakaria.
Wahab mengangguk.
"Kita akan ke pengadilan lagi," kata Zakaria. "Mungkin kau menang,
karena hakim menganggap tuntutanku tidak beralasan. Tapi, mungkin juga
aku yang akan menang karena hakim dapat melihat dengan jernih apa
yang tersirat di balik tuntutanku itu. Bersiaplah dengan uang lima juta rupiah
itu," kata Zakaria sambil meninggalkan Wahab seorang diri di kantin.
Baru beberapa langkah Zakaria berjalan, ia berpaling sambil menatap
wajah Wahab yang lesu.
"Begitu uang lima juta itu aku terima, begitu pula akan kukembalikan
kepadamu. Aku sama sekali tidak membutuhkannya. Kaulah barangkali
yang paling menginginkan uang itu."
96 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Tanpa melihat bagaimana reaksi Wahab atas kata-katanya itu, Zakaria
berpaling lagi dan meneruskan langkahnya. Matahari terik yang membakar
tubuhnya tidak mengurungkan Zakaria untuk melangkah terus, langkah
yang baginya menuju kemenangan. ***
Sumber: Suara Karya, Edisi 02/03/2005
2. Mendiskusikan Pelaku dan Perwatakan
Diskusikan secara berkelompok, tokoh yang terdapat dalam cerpen
berjudul " Nama" karya Sori Siregar serta deskripsikan karakter atau watak
setiap tokoh tersebut!
Nama Pelaku Watak Bukti
3. Memahami Latar Cerpen
Latar atau setting merupakan lukisan tempat, waktu, suasana,
lingkungan sosial berupa adat sitiadat, tata cara, kepercayaan atau nilainilai
yang berlaku di tempat tersebut.
Latar berfungsi agar cerita lebih hidup serta menggambarkan situasi
psikologis atau situasi batin tokoh.
97 Lingkungan Hidup
Latihan
Lakukan kegiatan berikut ini!
1. Bekerjalah secara berkelompok yang beranggotakan tiga orang.
Catatlah jenis-jenis latar yang terdapat dalam cerpen berjudul " Nama".
Analisislah fungsi latar tersebut!
4. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen
Berikan tanggapan terhadap cara pembacaan cerpen yang
dilakukan temanmu. Fokuskan tanggapanmu itu pada aspek intonasi,
lafal, dan kelancaran. Berikan tanggapanmu di hadapan teman-temanmu.
Menulis Cerpen
Setelah kamu mendengarkan pembacaan cerpen tersebut, tulislah
sebuah cerpen yang menceritakan bagaimana seandainya kamu berperan
menjadi Zakaria dalam cerita itu!
No
1.
2.
3.
Data dalam Teks
Pada suatu malam yang
dingin, ketika aku baru
saja membaringkan
badanku …
Jenis Latar
Latar waktu
Fungsi
Membuat lebih hidup
suasana yang diceritakan.
98 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
C. Membaca Indah Puisi
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesika yang sesuai dengan isi
puisi
1. Penampilan Baca Puisi
Penampilan baca puisi harus memperhatikan tiga hal, yaitu masalah
kejiwaan , masalah verbal, dan masalah nonverbal. Ketiga hal tersebut hadir
bersama-sama ketika pembacaan puisi berlangsung.
Masalah kejiwaan terlihat pada saat kesan pertama seorang pembaca
puisi naik ke panggung atau menuju depan kelas. Apakah ia kelihatan
tenang, meyakinkan, gugup, takut-takut, atau malu-malu? Seorang
pembaca puisi harus siap mental. Agar siap mental, sebelum menuju depan
kelas dia harus berkonsentrasi terlebih dahulu.
Masalah verbal meliputi irama, volume suara, dan artikulasi. Irama
atau intonasi menyangkut persoalan tekanan dinamik (keras lembutnya
suara), tekanan tempo (cepat lambatnya ucapan), tekanan nada
(menyangkut tinggi rendahnya suara), serta modulasi yang meliputi
perubahan bunyi suara (nada marah, kesakitan, kesedihan, dan lain-lain).
Ketepatan irama sangat bergantung pada ketepatan penafsiran atas puisi
yang akan dibaca.
Masalah volume suara juga sangat penting diperhatikan dalam baca
puisi. Dalam baca puisi harus diperhatikan agar suara yang dihasilkan
mampu mengatasi suara penonton dan disesuaikan dengan situasi ruangan.
Masalah nonverbal meliputi mimik dan pantomimik (kinesika). Mimik
merupakan gerak wajah. Gerak wajah tentu harus sesuai dengan isi puisi,
misalnya gerakan mata atau gerakan bibir. Pantomimik (kinesika)
merupakan gerak anggota tubuh yang lain, misalnya gerakan tangan,
anggukan kepala, dan lain-lain. Gerakan mimik dan pantomimik harus
proporsional dan wajar.
2. Memahami Isi Puisi
Sebelum melakukan kegiatan baca puisi di depan kelas, puisi yang akan
ditampilkan harus dipahami dan dijiwai isinya. Dengan penafsiran isi puisi
99 Lingkungan Hidup
yang baik dan benar, kamu akan mampu membawakan puisi tersebut
dengan baik di depan kelas. Pemahaman isi puisi dapat dilakukan dengan
memahami judul, memahami kata demi kata, baris demi baris, bait demi
bait, dan pada akhirnya memahami secara keseluruhan isi puisi tersebut.
Pahamilah isi puisi berikut ini!
Pidato Seorang Demonstran
Mereka telah tembak teman kita
Ketika mendobrak sekretariat negara
Sekarang jelas bagi saudara
Bagaimana kebenaran hukum Indonesia
Ketika kesukaran tambah menjadi
Para menteri sibuk ke luar negeri
Tapi korupsi makin merajalela
Sebab percaya keadaan berubah
Rakyat diam saja.
Ketika produksi negara kosong
Para pemimpin asyik ngomong
Tapi harga-harga terus menanjak
Sebab percaya diatasi dengan mufakat
Rakyat masih diam saja
Di masa gestok rakyat dibunuh
Para menteri saling menuduh
Kaum penjilat mulai beraksi
Maka fitnah makin berjangkit
Toh rakyat masih terus diam saja.
Mereka diupah oleh orang tua kita
Tapi tak tahu cara terima kasih, bahkan memfitnah:
Kita dituduh mendongkel wibawa kepala negara
Apakah kita terus diam saja?
(Mansur Samin)
100 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
3. Baca Puisi di Depan Kelas
Setelah kalian pahami isinya, bacalah puisi "Pidato Seorang
Demonstran" dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, dan
kinesika yang sesuai dengan isi puisi tersebut. Berikan penilaian terhadap
penampilan temanmu dengan menggunakan format penilaian berikut ini.
Format Penilaian Baca Puisi
Nama : ……………………………….
Nomor : ……………………………….
Aspek/Indikator
Irama/intonasi
a. Irama/intonasi sangat tepat dan sesuai
dengan isi puisi skor 3.
b. Irama/intonasi cukup sesuai dengan
isi puisi skor 2.
c. Irama/ intonasi tidak sesuai dengan isi
puisi skor 1.
Volume suara
a. Volume suara sangat baik, sesuai
ruangan dan penonton skor 3.
b. Volume suara cukup baik dan cukup,
sesuai ruangan dan penonton skor 2.
c. Volume suara kurang baik, tidak
sesuai ruangan dan penonton skor 1.
Mimik
a. Mimik sangat sesuai dengan isi puisi
skor 3.
b. Mimik cukup sesuai dengan isi puisi
skor 2.
c. Mimik tidak sesuai dengan isi puisi
skor 1.
Bobot
4
2
2
Jumlah
……
……
……
……
……
……
……
……
……
No
1.
2.
3.
101 Lingkungan Hidup
Nilai : (skor x bobot) x 10 = ……..
3
D. Menulis Teks Pengumuman
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat:
menyebutkan unsur-unsur teks pengumuman,
menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif.
Untuk mengiformasikan sebuah kegiatan kepada pihak lain, diperlukan
adanya komunikasi yang efektif dan efisien. Salah satu bentuk komunikasi yang
dimaksud adalah melalui pengumuman. Pengumuman dapat disampikan secara
lisan maupun secara tulisan. Informasi yang disampaikan secara tertulis harus
disusun dengan bahasa efektif dan komunikatif sehingga informasi yang hendak
kita sampaikan dapat diterima oleh pihak yang dituju dengan benar.
1. Unsur-unsur dalam Teks Pengumuman
Dalam menginformasikan sebuah kegiatan melalui pengumuman
tertulis, beberapa unsur harus ada dalam penulisan pengumuman itu, antara
lain:
1. Sasaran pengumuman
2. nama kegiatan
3. waktu penyelenggaraan
4. tempat penyelenggaraan
5. penyelenggara
Aspek/Indikator
Kinesika (pantomimik)
a. Kinesika sangat sesuai dengan isi puisi
skor 3.
b. Kinesika cukup sesuai dengan isi puisi
skor 2.
c. Kinesika tidak sesuai dengan isi puisi
skor 1.
Jumlah
Bobot
2
Jumlah
……
……
……
No
4.
102 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Latihan
1. Tulislah sebuah pengumuman dengan informasi sebagai berikut!
a. Sasaran yang dituju, semua siswa di sekolahmu.
b. Kegiatan yang dilakukan : lomba berpidato dalam rangka ulang tahun
ke-25 sekolahmu.
c. Penyelenggara : OSIS
d. Waktu pelaksanaan : tanggal 8 Juni 2003
e. Tempat pelaksanaan : di aula sekolahmu
f. Waktu pendaftaran : mulai sekarang sampai dengan tanggal 1 Juni 2003
g. Tempat pendaftaran : sekretariat OSIS
Tukarkan hasil kerjamu dengan hasil kerja teman sebangkumu!
2. Berikan penilaian hasil kerja temanmu dengan berpedoman pada
kelengkapan informasi dan bahasa yang digunakan!
Menggunakan Imbuhan per-, pe-, dan pe-an
Awalan per -
Perhatikan nosi kata berawalan per - berikut ini!
1. Para petani menggunakan urea tablet.
Petani = orang yang pekerjaannya bertani
2. Ayam petelur mulai dibudidayakan di desa-desa.
Petelur = yang menghasilkan telur
3. Perbesar tempat penampungan sampah itu.
Perbesar = membuat jadi lebih besar
1. Imbuhan pe- mempunyai variasi bentuk atau alomorf pem-, peny-, pen,
pel- dan penga.
Fungsi imbuhan pe-
Contoh: 1) buru (KK) pemburu (KB)
2) takut (KS) penakut (KB)
b. Makna imbuhan pe-
1) Orang yang me-
Contoh : a) Penari itu badannya lemah gemulai.
b) Pemburu itu setiap hari pergi ke hutan.
2) Menyatakan sifat
Contoh : a) Memang, ia seorang pemberani.
b) Janganlah menjadi anak yang pemalas.
103 Lingkungan Hidup
3) Orang yang di-
Contoh : a) Setiap petatar harus menyiapkan makalah.
b) Pesuruh kantor itu sangat rajin bekerja.
4) Menyatakan alat
Contoh : a) Penimbang beras ini milik Pak kadir.
b) Ia meminjam peruncing pensilku.
5) Yang menyebabkan jadi
Contoh : a) Pemanas sayur itu terletak di meja makan.
b) Masukkan buah itu ke lemari pendingin.
Imbuhan pe-an
Imbuhan pe-an memiliki variasi bentuk atau alomorf pem-an, peny-an,
peng-an, pel-an, dan pen-an.
a. Fungsi imbuhan pe-an
Membentuk kata benda
Contoh : 1) mandi (KK) → pemandian (KB)
2) lihat (KK) → penglihatan (KB)
b. Makna imbuhan pe-an
1) Menyatakan tempat
Contoh : a) Ayahnya bekerja di pengadilan.
b) Pelelangan itu banyak dikunjungi orang.
2) Menyatakan alat
Contoh : a) Penglihatan kakek masih jelas.
b) Pendengaran nenek sudah berkurang.
3) Yang menyebabkan jadi
Contoh : a) Penyuburan tanaman ini dilakukan dengan pupuk
kandang.
b) Peninggian gedung ini memerlukan biaya mahal.
Latihan
Buatlah kalimat dengan kata berimbuhan pe- dan pe-an berikut ini! Kemudian
carilah makna imbuhan tersebut. Kerjakan pada buku tugasmu dengan
menggunakan kolom berikut!
No. Kata Berimbuhan Kalimat Makna imbuhan
pe- atau pe-an pe- dan pe-an
1. peredam ............................... ..............................
2. penulis ............................... ..............................
104 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
3. penakut ............................... ..............................
4. pengiriman ............................... ..............................
5. penciuman ............................... ..............................
1. Bacalah puisi berikut ini dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,
kinesik yang sesuai dengan isinya!
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Chairil Anwar
13 November 1943
2. Tulislah pengumuman yang ditujukan kepada seluruh siswa di sekolahmu,
yang berisi pemberitahuan bahwa pada tanggal 11 September 2007
kegiatan belajar mengajar ditiadakan karena akan diadakan rapat pleno
komite sekolah!
Uji Kompetensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar