Jumat, 20 Mei 2011

SARWIJI BAB 9

Upacara HUT Proklamasi
140 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
A. Menyimak dan Merefleksi Isi Puisi
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan mampu:
menjelaskan isi atau pesan puisi
mengungkapkan isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama dan
pilihan katanya.
Puisi diciptakan untuk mewakili pikiran dan perasaan pengarang. Isi puisi
dapat memberikan efek tersendiri bagi pembacanya. Dengan sering
mendengarkan pembacaan puisi, kepekaan perasaan kita terhadap realita
kehidupan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipertajam
dan bertambah. Makin sering seseorang mendengarkan puisi, akan semakin
tajam pula kepekaan sosialnya.
1. Menyanyikan Puisi Lagu
Syair-syair dalam sebuah lagu tidak sedikit yang berupa puisi. Banyak
syair lagu yang memenuhi syarat sebagai puisi yang baik. Nyanyikan puisi
lagu berikut ini. Ketika puisi ini dinyanyikan, mintalah salah seorang
temanmu untuk membacakan puisi di antara sela-sela nyanyian.
Benderaku
Berkibarlah bendera negeriku
Berkibarlah engkau di dadaku
Tunjukkanlah kepada dunia
Semangatmu yang panas membara
Aku ingin jemariku ini
Menuliskan karyaku
Aku ingin jemariku ini
Menorehkan prestasiku
Ciptaan: Gombloh
Sumber: Pikiran Rakyat
141 Cintah Tanah Air
Setelah kamu nyanyikan dan kamu dengarkan puisi di atas marilah
kita analisis garis besar isi, nada, suasana, dan irama puisi di atas sebagai
berikut.
2. Menyimak Puisi yang Dinyanyikan
Simak baik-baik sebuah lagu berjudul “Berita Kepada Kawan” ciptaan
Ebiet G. Ade yang akan diperdengarkan oleh gurumu!
3. Bermain Adu Cepat Melengkapi Kata Rumpang
Setelah kamu simak lagu tersebut, berbagilah menjadi empat kelompok.
Isilah bagian rumpang (kosong) dalam bait-bait puisi yang telah kamu
simak.
Aspek
Garis besar
isi puisi
Nada
Suasana
Irama
Deskripsi
Mengajak kepada
anak negeri untuk
berunjuk gigi melalui
karya nyata dan
membuahkan prestasi
Mengajak
Penuh semangat
Teratur, seimbang
Bukti/Alasan
Bendera negeri adalah lambang
negara yang melambangkan
anak bangsa. Berkibarlah berarti
mengepakkan sayap atau
menunjukkan prestasi
Tunjukkan kepada dunia berarti
sebuah ajakan secara langsung.
Aku ingin jemariku ini
menorehkan prestasiku berarti
ajakan secara tidak langsung.
Berkibar, semangatku, panas
membara adalah kata-kata yang
menyatakan penuh semangat.
Seimbang jumlah baris tiap bait
menyebabkan puisi ini memiliki
irama yang dinamis.
Bersajak ab ab.
142 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Berita Kepada Kawan
Perjalanan ini … (1) sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak … (2) yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang di … (3) batu jalanan
Hati bergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi … (4)
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa … ( 5 )
Ketika ia … ( 6 ) mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut … ( 7 ) semuanya
Kepada karang, kepada … ( 8 ), kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku … ( 9 ) terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan … ( 10 ) dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Ebiet G. Ade
143 Cintah Tanah Air
Cepat tulislah bagian yang rumpang dalam puisi lagu di atas di papan
tulis yang telah dipersiapkan gurumu, seperti contoh berikut:
Papan penilaian
No Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kunci
I II III IV Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
Peringkat
kecepatan
Untuk mengecek kebenaran jawabanmu, Bapak/Ibu gurumu akan
memperdengarkan lagu tersebut sekali lagi. Ketepatan dan kecepatan
merupakan kriteria penilaian utama dalam permainan ini. Gurumu akan
memberikan hadiah berupa 5 buah tanda bintang kepada juara I, 4 buah
bintang kepada juara II, 3 buah bintang kepada juara III, dan 2 buah bintang
kepada juara IV.
4. Mendiskusikan Isi Puisi
Diskusikanlah garis besar isi, nada, suasana, irama, dan pilihan kata
dalam puisi yang diperdengarkan oleh gurumu tersebut secara
berkelompok! Tempelkan hasil diskusi kelompokmu di dinding! Salah
seorang wakil dari tiap-tiap kelompok membacakan hasil diskusi yang telah
ditempel di dinding dan kelompok lain memberikan tanggapan.
144 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Simpulkan isi puisi “Berita Kepada Kawan” disertai dengan alasan atau
bukti-bukti pendukung yang kuat dalam kolom berikut.
Aspek Deskripsi Bukti/alasan
Garis besar isi
Nada
Suasana
Irama
Pilihan kata
145 Cintah Tanah Air
B. Menjelaskan Latar Cerpen dan Realitas Sosial
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan mampu:
menjelaskan latar suatu cerpen
dapat menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan realitas sosial.
Latar (setting) adalah lukisan atau penggambaran tempat, waktu, dan
suasana (lingkungan sosial, kebudayaan, adat istiadat, spiritual) terjadinya
peristiwa-peristiwa. Latar memberikan gambaran cerita secara konkret dan jelas.
Latar dapat memberikan kesan realistis kepada pembacanya dan menciptakan
suasana tertentu, seolah-olah peristiwa itu sungguh-sungguh ada atau terjadi.
Latar cerita memiliki fungsi:
1. agar cerita tampak lebih hidup
2. menggambarkan situasi psikologis atau situasi batin tokoh.
Bacalah kutipan cerpen berikut ini!
Harga Diri
Sebetulnya, saya ini orangnya memang melarat. Buktinya, sudah hampir
sepuluh tahun saya merancama (Merantau Cari Makan) di Jakarta. Sebuah
rumah yang wajar saja saya belum punya. Apalagi rumah ukuran real estate
itu. Kalau dulu presiden kita pernah mengumumkan bahwa tiga dari sepuluh
penduduk RI berada di bawah garis kemiskinan, terus terang saja, saya termasuk
golongan 'tiga'-nya itu.
Sungguh pun demikian, saya masih merasa bahagia dan lebih kaya
dibandingkan dengan saudara-saudara saya yang tidur di kolong jembatan
atau emper toko. Sebab, sampai hari ini saya belum pernah merasakan apa itu
lapar. Maklum, jelek-jelek orang tua saya, lelaki, masih ada jaminan hari tuanya
dari departemen tempat beliau mengabdi selama tiga puluh tahun. Coba
bandingkan dengan saudara-saudara saya yang diseret nasib tidur
bergelandangan dari emper ke emper. Jangankan kelaparan, puasa tiga hari
nonstop pun telah menjadi acara rutin bagi mereka.
146 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Suatu sore, pernah saya kedatangan tamu yang tak diundang. Waktu itu
saya sedang duduk rileks di beranda rumah, sambil makan roti tawar. Tibatiba
seorang pengemis lelaki menyodorkan telapak tangannya pada saya.
Orangnya kurus kering. Pakaian dekil dan bertambal sana-sini. "Sedekah Tuan.
Kasihanilah orang tak punya." Demikian sang pengemis melontarkan premis
pada saya.
Mungkin karena saya masih diam dan bermuka tak damai, kembali si
pengemis dengan mimik yang meyakinkan menadahkan tangan.
"Tolonglah beri makan sedikit saja Tuan. Dari kemarin saya belum makan,
Lapar Tuan…."
Terdorong oleh perasaan kemanusiaan yang sama-sama punya hak atas
hasil bumi nusantara ini, saya berdiri. Lalu sepotong roti tawar saya comot dari
piring. Lantas roti itu saya lemparkan kepadanya. Pas jatuh di lantai dekat
kakinya.
Saya kira ia akan cepat-cepat menerkam roti itu dan dengan rakusnya
melumatnya habis. Sebab, ia lapar bukan? Eh, tau-taunya si pengemis ini
tertegun. Matanya yang tadi sayu melebihi mata seorang morphinis, kini
menatap saya tajam. Sambil menyeka keringat kelaparan yang meleleh di
keningnya, pengemis itu berkata dengan sopan kepada saya.
"Maaf, Tuan, saya memang lapar.… Tetapi, cara Tuan memberi saya tadi
mengakibatkan saya kenyang. Terima kasih, Tuan!" Kemudian ia berlalu.
Sempat saya lihat Bapak pengemis yang berusia empat puluh tahunan ini
berlinang air mata.
Entah berapa lama saya tertegun - kehilangan sukma - setelah kepergian
pengemis itu, saya tidak begitu tahu. Yang jelas, apa yang barusan terjadi akibat
kekasaran saya cukup berkesan.
Saya terpukul. Saya jadi malu pada diri sendiri. Baru GNP $240 syoknya
bukan main. Entah mengapa, tiba-tiba mata saya berkaca-kaca. Saya sungguh
menyesal. Beribu sesalan mengalir pada waktu itu.
Sadarlah saya. Segembel-gembelnya seorang gelandangan, toh masih kenal
hidup, bukanlah kebun binatang. Pengemis tadi, meskipun lapar, meskipun ia
miskin dari saya, ternyata ia masih punya harga diri. Suatu hal yang tadinya
saya abaikan.
Mengingat itu, saat itu juga saya meratap menyesali diri. Memang saya ini
manusia tak beradab. Sia-sialah tiap hari saya mengenakan pakaian rapi dan
sesekali pakai dasi ke pesta kawan. Ternyata, saya ini melebihi kasarnya
manusia-manusia zaman purba. Lebih biadab rasanya dibandingkan dengan
nenek moyang saya yang berasal dari Hindia Belanda.
147 Cintah Tanah Air
Dalam hal yang sama tetapi versi lain, saya menemui lagi persoalan harga
diri. Seperti yang Anda ketahui juga agaknya, saya ini orangnya sangat suka
bertualang. Sebab - terus terang saja - dalam usia semuda ini suratan nasib
telah menyeret saya untuk jadi seorang pelaut. Yakni suatu dunia yang penuh
dengan pelbagai pengalaman hidup aneh-aneh.
Waktu itu, kapal kami sedang sandar (discharge) di dermaga Napoli, Italia.
Sebagai anak muda yang cenderung tertarik pada dunia tulis menulis
ketimbang dunia laut, dalam sebuah bar saya terlibat dengan seorang pelaut
kebangsaan Spanyol.
"Are you an Indonesia?" tanya si bule yang memperkenalkan dirinya dengan
nama Loudwgig Michael itu.
"Yes. What do you want?" balas saya dalam bahasa Inggris pasaran.
"Oh no. Saya cuma ingin tahu saja. Saya sering mendengar nama negeri
Anda, tetapi saya tidak tahu di mana letaknya, entah di mana." Demikian si
Loudwig dalam bahasa Inggris bertanya lugu. Tampak sekali ia bertanya ini
benar-benar seperti orang tidak tahu.
Mulanya saya merasa gembira karena cita-cita saya untuk menjadi duta
bangsa di negeri orang terlaksana. Karena kebodohan Spanyol ini mau tak mau
saya harus memberi ia penjelasan. Tetapi, di segi lain batin saya menjerit. Di
abad kedua puluh ini masih juga ada manusia yang tak kenal negeri saya?
Indonesia nan kaya raya? Benar-benar keterlaluan!
Kemudian berceritalah saya kepadanya. Bahwa Indonesia itu adalah sebuah
negara yang paling besar di Asia Tenggara. Dalam soal jumlah penduduk, nomor
lima di dunia. Dan dengan tegas saya tandaskan bahwa Indonesia bukanlah
sebesar Bali sebagaimana yang ia sangka. Tapi, kalau Bali adalah bagian kecil
dari Indonesia, itu memang benar. Begitu saya menjelaskan berapi-api padanya.
Apakah ia mengerti atau tidak dengan penerangan saya dalam bahasa
Inggris asal jadi ini, saya tidak begitu tahu. Yang jelas si Loudwig kelihatan
mengangguk-angguk. Sedangkan mengangguk itu kata orang adalah pertanda
paham.
"Kamu bilang negara kamu kaya?"katanya lagi"Anehnya kok masih saja
meminta dari negara lain. Why?"
"Stop!" bentak saya tersinggung. Walau bagaimana pun melaratnya saya
hidup di Jakarta, kalau bangsa asing telah mulai menyebut negara saya pemintaminta,
demi Tuhan, mati pun saya mau duel dengannya. "Kamu jangan
148 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
beranggapan demikian, Loudwig," kata saya sambil membelalakkan mata. "
Kami bukan meminta, tau? Tetapi, negara-negara itulah yang hijau matanya
melihat kesuburan negeri kami."
Saya lihat ia tertegun. Jelas menunggu saya untuk memperjelas lebih lanjut
dengan kalimat yang sempurna."My friend, Indonesia is rich of its natural
sesources…. Indonesia itu adalah negara kaya raya! Do you believe?
"Y…. y…. yes. I do" dan ia mengangguk. "But… but…"
"Jangan bilang but lagi," saya memotong. "Di negeri kami semua bisa
ditanam dan tumbuh dengan subur. Kayu dibuang begitu saja bisa tumbuh
jadi makanan. Tau nggak kau sahabat?"
"Ukh… ukh…" (logat Spanyol medoknya keluar). Dia kembali
mengangguk. Mimiknya mengingatkan saya pada S. Bagio di layar televisi.
Karena harkat kebangsaan saya di singgungnya tadi, saya makin
bersemangat buat jadi Deppen di bar Napoli ini. Semua perbendaharaan katakata
saya dalam bahasa Inggris saya keluarkan agar si Loudwig ini dapat
memahami apa-apa yang saya terangkan padanya. "Karena semua bisa hidup
dan ditanam di negeri kami, sampai-sampai bangsa lain ingin pula tanam uang
kertas di sana. Sebab sesuatu yang ditanam - di negeri kami - selalu
menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. You know?"
Karena ia tetap diam dan kelihatannya gelisah ketika mendengar bunyi
seruling kapal dari arah pelabuhan, saya pun memaklumi. Rupanya ia ingin
cepat kembali ke kapalnya. Kami sama-sama berdiri menjabat salam
perpisahan. Maka saya tepuk-tepuk bahunya, dan dalam bahasa Inggris saya
lontarkan padanya basa-basi orang Timur. Leluhur kami mengajarkan
bagaimana pun pahitnya sebuah derita, namun yang keluar harus tetap manis.
"Loudwig," kata saya sambil membuang puntung rokok ke lantai. "Bila
kapal kamu suatu ketika nanti singgah di Indonesia, jangan lupa mampir ke
Jakarta, ya. Di sana nanti kamu akan dapat melihat bahwa negeri kami tidak
seperti yang kalian sangka. Di Jakarta nanti kamu akan menemui sebuah tugu
yang puncaknya ada emas 30 kilogram. Bahkan, di sana ada juga stadion yang
terbesar di Asia Tenggara, ada mesjid yang terbesar di Asia Tenggara.…". Dan
sudah tentu saya tidak akan menyebutkan bahwa negeri kami dulu demi
"saudara tua", terpaksa film 'Romusha' dilarang beredar.
Muchwardi Muchtar
Sumber: Horizon, No. 9, September 1981
149 Cintah Tanah Air
Latihan
1. Bentuklah kelompok diskusi yang beranggotakan empat atau lima orang.
Jelaskan latar disertai data pendukung dalam cerpen di atas dengan mengisi
tabel berikut ini.
No. Jenis Latar Uraian (data pendukung)
1. Tempat ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
2. Waktu ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
3. Suasana ..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
..........................................................................
2. Jelaskan bagaimana hubungan latar dalam cerita pendek tersebut dengan
realitas sosial yang terjadi di sekitarmu. Adakah kesamaan antara latar dalam
cerpen tersebut dengan kenyataan di sekitar kita?
3. Berikan penilaian terhadap penampilan temanmu yang sedang menjelaskan
hubungan latar cerpen dengan realitas tersebut dengan menggunakan
pedoman penilaian berikut ini!
150 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
5
Format Penilaian
Menjelaskan Hubungan Latar Cerpen dengan Realitas
Nama Siswa : ………………………………
Nomor : ………………………………
No Aspek/Indikator Bobot Jumlah
1. Kejelasan isi
a. Isi dikemukakan dengan jelas skor
3
b. Isi dikemukakan dengan kurang
jelas skor 2
c. Isi dikemukakan dengan tidak jelas
skor 1
2. Kelancaran
a. Lancar dalam menjelaskan skor 3
b. Kurang lancar dalam menjelaskan
skor 2
c. Tidak lancar dalam menjelaskan
skor 1
3. a. Lafal, intonasi, dan ekspresi baik
skor 3
b. Lafal, intonasi, dan ekspresi kurang
baik skor 2
c. Lafal, intonasi, dan ekspresi tidak
baik skor 1
Jumlah
Nilai : skor x bobot x 10 = ……
3
3
2
151 Cintah Tanah Air
C. Membaca untuk Menemukan Gagasan Utama
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat:
menemukan gagasan utama dalam teks
menyimpulkan isi wacana.
Setiap paragraf yang baik pasti memiliki satu gagasan utama. Gagasan
utama biasanya terletak pada kalimat utama. Kalimat utama lazimnya terdapat
pada awal paragraf. Namun demikian, tidak sedikit paragraf yang kalimat
utamanya terletak di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau menyebar
di seluruh paragraf.
Gagasan utama itulah yang diuraikan dalam setiap paragraf dengan
kalimat-kalimat penjelas. Perhatikan letak gagasan utama dalam paragraf
berikut!
1. Menentukan Gagasan Utama
Paragraf 1
Setiap orang mempunyai hobi atau kegemaran, namun tidak setiap
orang dapat mengembangkan hobinya dengan baik. Banyak faktor yang
menyebabkan orang tidak dapat mengembangkan hobinya. Pertama,
kemungkinan lingkungan tidak mendukung. Sebagai contoh, kita memiliki
hobi melukis, namun orang tua tidak menginginkan kita mengembangkan
hobi kita itu. Faktor kedua, adalah dana atau fasilitas pendukung. Kita
mempunyai hobi beternak ayam, namun kita tinggal di perkotaan yang
padat penduduk. Faktor lain yang lebih penting adalah kemauan kita.
Apapun kendala yang kita hadapi, apabila kita memiliki kemauan yang
kuat, tidak setengah hati, kita dapat mengatasi masalah-masalah yang
menghambat pengembangan hobi kita.
Paragraf 2
Permainan mobil mini 4 WD mungkin bukan hal asing bagi kita.
Permainan balap mobil mini yang diperkenalkan pertama kali oleh Tamiya
pada tahun 1982 ini sanggup menarik minat banyak penggemar di banyak
negara, termasuk Indonesia. Berbagai lomba Tamiya diadakan di seluruh
pelosok negeri ini, tidak hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecil pun
152 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
lomba beradu Tamiya ini kian marak. Permainan Tamiya telah menjadi
kegemaran baru bagi penduduk bumi.
Apabila kamu amati dengan cermat, gagasan utama pada paragraf 1,
terletak pada kalimat pertama. Pada paragraf 2, gagasan utama terletak
pada kalimat terakhir. Dalam setiap gagasan utama tersebut terdapat ide
pokok paragraf.
2. Membaca Teks (Wacana)
Bacalah teks berikut ini dengan cermat!
Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Soekarno (Bung Karno), Presiden Pertama Republik Indonesia, 1945-
1966, menganut ideologi pembangunan 'berdiri di atas kaki sendiri'.
Proklamator yang lahir di Blitar, Jatim, 6 Juni 1901, ini dengan gagah
mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: "Go to hell with
your aid." Persetan dengan bantuanmu.
Ia mengajak negara-negara sedang berkembang (baru merdeka) untuk
bersatu. Pemimpin Besar Revolusi ini juga berhasil menggelorakan semangat
revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.
Tokoh pencinta seni ini memiliki slogan yang kuat, menggantungkan
cita-cita setinggi bintang untuk membawa rakyatnya menuju kehidupan
sejahtera, adil makmur. Ideologi pembangunan yang dianut pria yang
berasal dari keturunan bangsawan Jawa (Ayahnya bernama Raden Soekemi
Sosrodihardjo, suku Jawa dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, suku
Bali), ini jika dilihat dari buku Pioneers in Development, kira-kira condong
menganut ideologi pembangunan yang dilahirkan kaum ekonom yang tak
mengenal kamus bahwa membangun suatu negeri harus mengemis kepada
Barat. Tapi bagi mereka, haram hukumnya meminta-minta bantuan asing.
Bersentuhan dengan negara Barat yang kaya, apalagi sampai meminta
bantuan, justru mencelakakan si melarat (negara miskin).
Bagi Bung Karno, yang ketika kecil bernama Kusno, ini tampaknya
tak ada kisah manis bagi negara-negara miskin yang membangun dengan
modal dan bantuan asing. Semua tetek bengek manajemen pembangunan
yang diperbantukan dan arus teknologi modern yang dialihkan - agar si
miskin jadi kaya dan mengejar Barat - hanyalah alat pengisap kekayaan si
miskin yang membuatnya makin terbelakang.
153 Cintah Tanah Air
Itulah Bung Karno yang berhasil menggelorakan semangat revolusi dan
mengajak bangsanya untuk berdiri di atas kaki sendiri walaupun belum
sempat berhasil membawa rakyatnya dalam kehidupan yang sejahtera.
Konsep "berdiri di atas kaki sendiri" memang belum sampai ke tujuan, tetapi
setidaknya berhasil memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa,
daripada berdiri di atas utang luar negeri yang terbukti menghadirkan
ketergantungan dan ketidakberdayaan (neokolonialisme).
Masa kecil Bung Karno sudah diisi semangat kemandirian. Ia hanya
beberapa tahun hidup bersama orang tua di Blitar. Semasa SD hingga tamat,
ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto,
politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjut di HBS (Hoogere
Burger School). Saat belajar di HBS itu ia pun telah menggembleng jiwa
nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan
melanjutkan ke THS (Technische Hooge-school atau Sekolah Tekhnik Tinggi
yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei
1926.
Kemudian, ia merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI
(Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia
Merdeka. Akibatnya, Belanda, si penjajah, menjebloskannya ke penjara
Sukamiskin, Bandung, pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian
kasusnya baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul 'Indonesia
Menggugat', dengan gagah berani ia menelanjangi kebobrokan Belanda,
bangsa yang mengaku lebih maju itu.
Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah sehingga, pada Juli
1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas (1931), Bung Karno bergabung
dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, ia kembali
ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun
kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung
Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian
menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya
mempersatukan nusantara. Bahkan ia berusaha menghimpun bangsabangsa
di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di
Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non
Blok.
Sumber: Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) dengan pengubahan
154 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
3. Berdiskusi Menentukan Gagasan Utama dan Menyimpulkan Isi
Wacana
Tuliskan gagasan utama yang terdapat dalam setiap paragraf dalam
teks atau wacana di atas. Kerjakan kegiatan ini dengan kerja kelompok
yang terdiri atas empat atau lima orang. Kemudian, lanjutkan dengan
diskusi kelas untuk menentukan gagasan utama yang benar dari setiap
paragraf serta menyimpulkan isi wacana tersebut.
D. Menulis Narasi dari Teks Wawancara
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan mampu:
menjelaskan perbedaan antara teks wawancara dan narasi
menyebutkan gagasan-gagasan pokok teks wawancara
menyimpulkan isi teks wawancara
menulis narasi berdasarkan isi teks wawancara.
Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Dalam situasi
formal, orang yang diwawancarai adalah orang yang berprestasi, ahli, tokoh
masyarakat, artis atau seseorang yang memiliki keistimewaan tertentu.
Tidak jarang sebuah berita atau informasi penting didapatkan dari
wawancara. Informasi dari hasil wawancara dapat disampaikan kepada pihak
lain dalam bentuk cerita atau narasi. Dalam bentuk narasi, informasi lebih mudah
diserap oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kemampuan
mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi penting untuk dikuasai.
1. Menemukan Perbedaan Wawancara dengan Narasi
Perhatikan Teks Wawancara Berikut ini!
Keke, reporter majalah sekolah, mewancarai Jabier, siswa terpandai di
sekolahnya. Berikut hasil petikan wawancaranya.
Keke : Jabier dapat peringkat satu lagi, ya?
Jabier : Ya, begitulah, Alhamdulillah.
Keke : Bagaimana perasaanmu, Bir?
Jabier : Tentu saja senang dan bangga.
155 Cintah Tanah Air
Keke : Bagaimana, sih, resepnya agar bisa juara? Berapa jam lama belajar
dalam sehari?
Jabier : Ya, tidak banyak, paling hanya tiga jam. Tetapi, itu rutin
kulakukan, kecuali hari Sabtu dan Minggu.
Wawancara di atas dapat diubah menjadi bentuk narasi atau cerita
seperti berikut ini.
Jabier berhasil menempati posisi peringkat satu lagi. Ia senang dan
bangga dengan prestasi yang diraih. Banyak cara yang dilakukan untuk
meraih prestasinya itu. Setiap hari ia belajar selama kurang lebih tiga jam.
Hal itu dilakukannya dengan rutin. Dengan belajar secara rutin, ilmu yang
diperoleh semakin banyak, seperti peribahasa "sedikit demi sedikit, lamalama
menjadi bukit."
Latihan
Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima orang. Diskusikan dalam
kelompokmu perbedaan antara teks wawancara dengan teks cerita di atas!
2. Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi
Bacalah wawancara berikut ini!
Saya Tidak Suka Kebangsaan Saya di Sana
Bagaimana Anda bisa dapatkan beasiswa kuliah di Malaysia?
Waktu selesai S-1 di FMIPA Kimia Universitas Riau, akhir 1995, ada teman
yang kebetulan pembimbing S-1 saya yang mengajak ke Malaysia. Waktu itu
mereka membutuhkan research asistant (asisten peneliti). Selain digaji, sebagai
imbalan kita dijadikan sebagai mahasiswa S-2. Gaji itu menjadi biaya hidup
dan tesis S-2.
Anda mengambil program apa?
Biokimia klinik. Kebetulan waktu S-1 fokusnya ke biokimia dan mereka
memerlukan orang yang bisa biokimia. Saya langsung di-interview. Ke Malaysia
saya nekat. Kebetulan di sana ada teman yang sedang melanjutkan pasca.
156 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Saya ke rumahnya, terus kami cari profesor yang memerlukan asisten itu. Hari
itu juga diterima. Saya kaget. Sebenarnya, kepengin saya jangan diterima.
Soalnya saya tidak sanggup hidup sendiri di sana. Tapi, kan katanya kalau
kesempatan tidak boleh ditolak. Waktu itu April, penerimaan mahasiswa
Agustus, jadi asisten peneliti dulu. Memang spesialisasi dari pembimbing saya
antikanker. Sambil kuliah, kami meneliti terus siang malam. Pokoknya “nyari
duit” sebenarnya. Sambil kirim ke kampung juga. Kalau orang kan dikirimi,
kita ngirimin. Ya, alhamdulillah, garis hidup. Jadi, memang dari nol saya belajar
itu.
Bagaimana Anda bisa menekuni riset antikanker?
Awalnya saya memang belum menguasai riset itu. Ada dasar-dasar lab, tapi
untuk menghidupi sel kanker tidak ada. Sel kanker kan benar-benar harus steril,
tidak boleh kontaminasi. Kalau ada kontaminasi, sel itu mati. Nah, teknik itu
yang dipelajari. Kita kontak batin dengan sel karena sel itu kan hidup. Itu
diambil dari manusia. Kita keluarkan supaya hidupnya menyebar banyak.
Mengapa memilih biokimia nutrisi di program doktoral Anda?
Saya di farmasi belajar bagaimana buat obat. Di kimia belajar reaksi obatnya.
Di bioklinik (S-2), saya pelajari bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Terus
di S-3, rencana saya bagaimana obat itu bisa diminum, dibuat teh dan sup.
Itulah akhirnya ke biokimia nutrisi. Saya berangan-angan, hasil akhirnya itu
suatu produk yang bisa diminum orang, yang bisa saya tahu metabolismenya,
yang bisa dijadikan sebagai obat. Jadi, memang sudah saya plot begitu. Kebetulan
pembimbing saya di UPM teman pembimbing saya waktu S-2. Bidang mereka
sama-sama antikanker. Jadi, tidak lari ke mana. Alhamdulillah, tiga tahun
selesai PhD-nya.
Pernah ditawari menetap di Malaysia?
Sempat, apalagi produsen, menawari sekali untuk di sana sebagai penelitinya.
Saya tidak mau. Karena, saya tidak suka kebangsaan saya di sana. Saya tujuh
tahun di sana, sempat jadi dosen. Syarat jadi warga negara kan lima tahun,
apalagi kita punya --istilah orang sana-- akademik yang bagus.
Diambil Seperlunya dari Republika,
157 Cintah Tanah Air
Latihan
1. Sebutkan gagasan-gagasan pokok teks wawancara di atas?
2. Simpulkan isi teks wawancara tersebut!
Tugas
Ubahlah teks wawancara di atas menjadi narasi. Perhatikan penggunaan
kalimat langsung dan penggunaan kalimat tidak langsung dalam
menyusun narasi.
3. Memahami dan Menggunakan Kalimat Langsung dan Tidak
Langsung
a. Kalimat Langsung
Contoh:
1) "Kami besok akan mengunjungi Museum Jogja Kembali, Bu," kata
murid-murid.
2) "Tolong ambilkan kamus di perpustakaan," pinta Pak Guru
kepadaku.
3) "Apa yang kalian lihat di Museum Jogja Kembali?" tanya Bapak
Kepala Sekolah.
4) "Jangan memegang benda-benda yang ada di museum ini," kata
pemandu museum.
5) Ibu bertanya,"Bagaimana study tourmu, menyenangkan?"
b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat-kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat tidak langsung
sebagai berikut:
1) Murid-murid mengatakan bahwa mereka besok akan mengunjungi
Museum Jogja Kembali.
2) Pak Guru menyuruh saya untuk mengambilkan kamus di
perpustakaan.
158 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
3) Bapak Kepala Sekolah menanyakan apa yang kami lihat di museum
itu.
4) Pemandu museum melarang kami memegang benda-benda yang
ada di museum itu.
5) Ibu menanyakan perasaan saya ketika study tour.
c. Mendiskusikan Perbedaan Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak
Langsung
Amati dan cermati perbedaan kalimat langsung dan kalimat tidak
langsung di atas. Dikusikan perbedaan kalimat langsung dan kalimat
tidak langsung. Fokuskan diskusimu pada tata cara penulisan dan
penggunaan kata ganti orang.
d. Mengubah Kalimat Langsung menjadi Kalimat Tidak Langsung
Ubahlah kalimat langsung berikut ini menjadi kalimat tidak langsung!
1) "Kita harus melanjutkan perjuangan generasi angkatan 45," kata
Kepala Desa.
2) Murid-murid bertanya, "Bagaimana kami harus mengisi
kemerdekaan, Bu?"
3) "Kalian dapat mengisi kemerdekaan dengan belajar giat dan rajin
membantu orang tua," kata Bu Guru.
4) "Saya dulu pernah bersama Pak Dirman bergerilya di daerah
Wonogiri," kata salah seorang tokoh perjuangan.
5) "Bagaimana penilaianmu mengenai perjuangan Bapak Jenderal
Sudirman?" tanya Pak Prapto.
159 Cintah Tanah Air
1. Dengarkan pembacaan puisi yang akan disampaikan oleh Bapak/Ibu guru!
Puisi sebagai bahan simakan dapat dibaca pada lampiran! Selanjutnya,
Jelaskan dengan singkat isi atau pesan puisi tersebut dengan kalimatmu
sendiri!
2. Jelaskan gagasan pokok wacana berikut ini!
Presiden melihat, saat ini banyak siswa SMP dan SMA yang telah memasuki
wilayah yang disebut kesenangan untuk mengejar duniawi atau hedonisme
ini. Sifat buruk dari globalisasi lain yang mulai tumbuh, tutur Presiden,
adalah penerapan gaya hidup yang salah dalam mengartikan kebebasan.
Bentuk gaya hidup salah yang dimaksud adalah pornoaksi. Guru diminta
mencegah para generasi muda yang sebagian besar adalah anak didiknya
untuk memasuki gaya hidup ini. Presiden melanjutkan, keinginan mencari
jalan pintas adalah sifat buruk lain.
Kini, di tengah masyarakat mulai muncul perilaku lebih memercayai hal
mistik, seperti memercayai dukun, sebagai jalan pintas mencapai sesuatu.
"Mari selamatkan! Jangan hedonistik, jangan menerapkan kebebasan tanpa
batas, dan jangan mencari jalan pintas," kata Presiden.
3. Ubahlah teks wawancara berikut ini menjadi teks narasi dengan
memerhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
Petikan wawancara antara wartawan Republika dengan Peter Sanders,
fotografer kelahiran London.
............................................
Belahan dunia Muslim mana yang paling menarik bagi Anda?
Itu pertanyaan yang sering saya peroleh. Jawaban saya selalu sama: Inggris.
Saya mengunjungi seluruh pelosok Inggris dan saya menyadari saya menyukai
Inggris. Tentu saja saya menyukai tempat-tempat lain. Saya tiga kali pergi ke
Cina. Saya akan pergi ke sana lagi tahun ini. Ya, seluruh dunia amat menarik.
Setiap negara memiliki kekhasan masing-masing.
Uji Kompetensi
160 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk sekali perjalanan
pemotretan?
Sangat bervariasi. Saat masih muda, saya bisa menghabiskan waktu hingga
enam bulan di satu negara. Tapi, saat ini saya membatasi hanya dua minggu,
terutama di daerah-daerah yang sulit.
Kesan Anda tentang peradaban di Indonesia?
Saya belum pernah melakukan sesi pemotretan di sini. Mungkin nanti.
Tentunya saya tak bisa menilai Indonesia cuma dari Jakarta saja. Tapi satu hal,
orang Indonesia sangat murah senyum. Ini membuat saya nyaman.
Anda pergi ke banyak negara. Pernah mendapat hambatan saat
memfoto?
Ada beberapa lokasi di mana memfoto dilarang. Di Saudi Arabia, misalnya.
Tapi, fotografi telah menjadi bagian hidup saya. Anda bisa saja dilarang,
ditangkap, tapi Anda lantas dibebaskan lagi, ha ha ha....
Apa tips Anda dapat berbaur dengan beragam penduduk di beragam
negara?
Cukup dengan murah senyum. Saya berupaya membuat sebuah hubungan. Tapi,
percaya atau tidak, manusia itu memang ajaib. Semakin miskin seseorang,
semakin murah hati dia. Di Cina, saya bertemu dengan seorang nenek muslim
umurnya sekitar 90 tahun. Mengetahui saya muslim, ia ingin mengundang
saya ke rumahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar