Jumat, 20 Mei 2011

SARWIJI, BAB 8

Tower Telekomunikasi
122 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
A. Menyimak Pembacaan Puisi
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu mampu:
menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi tanggapan
terhadap pembacaan puisi,
memberi tanggapan terhadap pembacaan puisi.
Kalian tentu sering menyaksikan kontes-kontes bintang di televisi, misalnya
Indonesian Idol, AFI, KDI, API, dan lain-lain. Dalam setiap penampilan peserta
kontes, kita menyaksikan bagaimana dewan juri mengomentari setiap
penampilan kontestan. Komentar yang dilontarkan bermacam-macam, ada
yang memuji, menunjukkan kelebihan, menunjukkan kelemahan, dan
sebagainya. Semua komentar merupakan tanggapan terhadap penampilan
kontestan.
Yang dimaksud menanggapi pembacaan puisi berarti memberikan
komentar, pendapat, dan kritik terhadap pembacaan puisi berdasarkan kriteria
pembacaan puisi yang baik. Kriteria-kriteria yang dimaksud, misalnya,
penghayatan, pelafalan, dan penampilan. Seorang komentator dapat
memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi dari aspek-aspek tersebut.
1. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Memberikan Tanggapan
Pembacaan Puisi
Ketika memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi secara lisan,
hal-hal sebagai berikut harus diperhatikan:
a. ketepatan, yaitu kesesuaian tanggapan dengan hal yang ditanggapi
b. kelancaran, yaitu ada tidaknya hambatan ketika menyampaikan
tanggapan
c. kewajaran, berhubungan dengan cara penyampaian tanggapan yang
tampak wajar, tidak berlebihan, dan tidak tampak dibuat-buat
d. penggunaan bahasa, meliputi pilihan kata, susunan kalimat dan
intonasi.
2. Memberikan Tanggapan Pembacaan Puisi
Bapak/Ibu guru akan menayangkan rekaman pembacaan puisi atau
menunjuk salah seorang temanmu untuk membacakan puisi. Simaklah
pembacaan puisi tersebut dengan cermat. Pusatkan perhatianmu pada
bagaimana teknik pembacaannya, misalnya penghayatan, pelafalan, dan
123 Komunikasi
penampilannya. Puisi yang dibaca, misalnya, puisi "Pidato Seorang
Demonstran" yang sudah dipelajari sebelumnya atau misalnya puisi berikut
ini.
Diponegoro
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak Gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti.
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Chairil Anwar, 1943)
124 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Tugas
Secara bergiliran kamu harus memberikan tanggapan secara lisan
terhadap pembacaan puisi tersebut. Yang lain, dengan dibimbing Bapak/
Ibu guru, mengamati dengan mengisi format sebagai berikut:
Lembar Pengamatan
Menanggapi Secara Lisan Pembacaan Puisi
No. Aspek yang Dinilai
Skor
1 2 3 4 5
1. Tanggapan sesuai dengan apa yang
ditanggapi.
2. Ditanggapi secara runtut.
3. Disertai dengan alasan yang logis.
4. Tanggapan disampaikan dengan lancar.
5. Disertai ekspresi wajah yang wajar dan
tidak dibuat-buat.
6. Bersikap wajar, tidak mencemooh.
7. Disampaikan dengan pilihan kata yang
tepat dan santun.
8. Menggunakan kalimat yang sederhana
dan komunikatif.
9. Tidak menggunakan banyak istilah yang
tidak baku.
10. Disampaikan dengan lafal dan intonasi
yang tepat dan jelas.
Jumlah
Nilai = jumlah skor x 2
= ...........
125 Komunikasi
B. Bertelepon
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
menjelaskan tatakrama bertelepon,
bertelepon dengan kalimat yang efektif dan menggunakan bahasa yang santun.
Berbicara melalui telepon? Itu pasti sudah sering kamu lakukan, bukan?
Namun, apakah kamu sudah memahami benar tatakrama bertelepon? Apakah
dalam bertelepon kamu sudah dapat bercakap-cakap dengan kalimat yang
efektif? Sopan santun berbahasa dan berbicara dengan efektif sangat penting
untuk dilakukan dalam bertelepon. Dengan kalimat yang efektif dalam
bertelepon, biaya yang dikeluarkan akan semakin hemat. Santun berbahasa
ketika berbicara melalui telepon menunjukkan keluhuran dan kemuliaan budi
pekerti kita.
1. Mengamati Contoh Percakapan Melalui Telepon
Amatilah contoh-contoh percakapan melalui telepon berikut ini!
Contoh 1:
Menekan nomor telepon dan menunggu jawaban
Halo…
Ya, halo….
Bisa berbicara dengan Wina?
126 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Ya, saya sendiri.
Hei, Win ini aku Roy. Nanti
sore aku mau ke rumahmu.
Kamu di rumah, nggak?
Sori, ya Roy, sore ini aku
mau ke supermarket
Bagaimana kalau
kutemani?
Sebenarnya, sih, aku nggak
keberatan. Tapi, aku mau diantar
kakakku. Lain kali aja, ya!
Terima kasih!
127 Komunikasi
Contoh 2:
Bu Hadi : Halo, selamat pagi.
Pak Mahmud : Selamat pagi. Apa betul ini rumah Pak Hadi?
Bu Hadi : Ya, betul.
Pak Mahmud : Bisa bicara dengan Bapak, Bu?
Bu Hadi : Oh, ya, bisa. Ini dari siapa, ya?
Pak Mahmud : Pak Mahmud, Bu.
Bu Hadi : Tunggu sebentar, Pak. (terdengar gagang telepon
diletakkan)
Pak Hadi : Halo, selamat pagi Pak.
Pak Mahmud : Selamat pagi Pak. Saya Pak Mahmud, mau tanya
apakah Kijangnya jadi dijual?
Pak Hadi : Oh, ya, jadi.
Pak Mahmud : Minta berapa, Pak?
Pak Hadi : Tujuh puluh, Pak.
Pak Mahmud : Baik, besok saya mau lihat barangnya dulu, Pak, karena
hari ini saya masih ada acara.
Pak hadi : Oh, ya. Saya tunggu.
Pak Mahmud : Sampai ketemu besok, Pak. Terima kasih, selamat pagi.
Pak Hadi : Ya, terima kasih kembali, selamat pagi.
2. Mendiskusikan Tatakrama dalam Bertelepon
Tugas
Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang! Diskusikan
hal-hal berikut!
a. Menurut hasil pengamatanmu terhadap contoh percakapan dalam
telepon di atas, siapakah yang harus menjawab telepon terlebih dahulu
(penelepon atau penerima telepon)?
b. Ragam bahasa apakah yang dipakai sewaktu pertama kali menerima
telepon? Ragam baku atau tidak baku? Mengapa?
c. Bolehkah kamu bertanya dengan pertanyaan "Siapa ini?" sewaktu
pertama kali mengangkat telepon? Mengapa?
d. Perlukah penerima telepon menanyakan identitas penelepon, misalnya
nama?
128 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
e. Ada penelpon menanyakan apakah ibumu ada, tanpa menjawab
sepatah kata pun, kamu langsung menaruh telepon, dan memanggil
ibumu. Bolehkah hal ini dilakukan? Mengapa?
f. Bolehkah kita berbicara hal-hal yang tidak perlu dan berlama-lama
sewaktu menelepon? Mengapa?
g. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan dalam contoh
percakapan berikut ini?
Contoh: a
Contoh: b
Contoh: c
3. Bermain Peran Melakukan Praktik Bertelepon
Lakukan praktik bertelepon secara berpasangan. Lakukan kegiatan ini
secara spontan atau tanpa teks. Berikan komentar kepada kelompok yang
baru saja tampil. Komentar difokuskan pada tatakrama bertelepon dan
penggunaan bahasa dalam bertelepon. Pilihlah salah satu dari konteks
berikut ini!
Konteks 1
Penelepon : Sita kelas I SLTP
Penerima : Indah, teman sekelas, sahabat
Tujuan : Minta ditemani pergi ke plaza
Sita : Hallo…
Indah : Hallo…
Sita : Siapa ini?
Penelepon : Halo, Ibu ada?
Marina : Ada. Sebentar, saya panggilkan.
Penelepon : Ibu ada?
Marina : (Tidak mengatakan apa- apa,
menaruh telepon, lalu berlari
memanggil ibunya)
129 Komunikasi
5
Konteks 2
Penelepon : Dina, kelas I SLTP
Penerima : Bapak Edy, guru Bahasa Indonesia
Tujuan : Menanyakan tugas Bahasa Indonesia
yang kurang jelas
Konteks 3
Penelepon : Indah, kelas I SLTP
Penerima : Nenek Indah
Tujuan : Menanyakan kesehatan nenek
Konteks 4
Penelepon : Edo, kelas II SLTP
Penerima : Endang, kelas I SLTP
Tujuan : Mau berkunjung ke rumah Endang
Berikan penilaian terhadap penampilan temanmu dengan
menggunakan format berikut ini!
Pedoman Penilaian Kompetensi Dasar Bertelepon
Nama Siswa : ………………………………
Nomor : ………………………………
No Aspek/Indikator Bobot Jumlah
(skor x bobot)
1. Keefektifan kalimat dalam bertelepon
a. Kalimat yang digunakan dalam
bertelepon sangat efektif skor 3
b. Kalimat yang digunakan dalam
bertelepon cukup efektif skor 2
c. Kalimat yang digunakan dalam
bertelepon tidak efektif skor 1
130 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
2. Kesantunan berbahasa dalam
bertelepon
a. Sangat memperhatikan sopan
santun berbahasa dalam
bertelepon skor 3
b. Sopan santun berbahasa dalam
bertelepon cukup diperhatikan,
skor 2
c. Kurang memperhatikan sopan
santun berbahasa dalam
bertelepon skor 1
3. Kekomunikatifan dalam bertelepon
a. Bahasa yang digunakan dalam
bertelepon komunikatif skor 3
b. Bahasa yang digunakan dalam
bertelepon kurang komunikatif
skor 1
Jumlah
Nilai = (skor x bobot ) x 10 = ……
3
Membahas Kata Ganti, Kata Sapaan, dan Istilah Kekeluargaan dalam
Bertelepon
a. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan orang
atau benda.
Perhatikan contoh berikut ini!
1. Saya menyaksikan sendiri peristiwa itu.
Saya : kata ganti orang pertama tunggal
2. Mereka sedang belajar kelompok.
Mereka : kata ganti orang ketiga jamak
Perhatikan tabel kata ganti orang berikut ini!
3
2
131 Komunikasi
Kata Ganti Tunggal Jamak
Orang I saya, aku, beta kami
Orang II Anda, kamu, engkau kalian
Orang III beliau, dia, ia mereka
b. Kata sapaan dan istilah kekeluargaan atau kata kekerabatan
Kata sapaan adalah kata yang digunakan untuk menyapa orang
lain dengan memperhatikan etika dan norma berbahasa. Artinya, kita
harus memperhatikan lawan bicara dan kata sapaan apa yang tepat
digunakan.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
1. Apakah Ibu perlu bantuan saya. (kata sapaan)
2. Mereka pergi ke rumah Ibu Wali Kelas. (kata acuan)
3. Semenjak ibunya meninggal, ia selalu murung. (kata kekerabatan/
istilah kekeluargaan)
Perhatikan contoh-contoh kata sapaan berikut ini!
1. Apakah pekerjaan Anda?
2. Kakak diminta menjemput ibu.
3. Bapak Kepala Sekolah dimohon berkenan memberikan sambutan.
4. Ingin mencari siapa, Dik?
Dalam pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dijelaskan
tata cara penulisan kata sapaan sebagai berikut.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti saudara, bapak, ibu, adik, kakak, paman, kakek, nenek,
om, tante, yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh: Berapa harganya, Pak? (penyapaan)
Rumah Pak Hadi megah. (pengacuan)
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penujuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam penyapaan dan
pengacuan.
Contoh : Untuk sementara ia tinggal di rumah pamannya.
Huruf kapital dipakai sebagai kata ganti Anda.
Contoh : Di mana tempat tinggal Anda sekarang?
132 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Latihan
1. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata ganti berikut ini!
a. mereka
b. beliau
c. engkau
d. aku
e. kalian
2. Gunakan kata-kata berikut dalam kalimat sebagai sapaan!
a. paman
b. adik
c. saudara
d. dokter
e. kakek
3. Gunakan kata-kata berikut ini dalam kalimat sebagai istilah kekeluargaan
a. paman
b. kakek
c. adik
d. kakak
e. tante
C. Membaca Buku Biografi Tokoh
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
menyarikan riwayat hidup tokoh,
menyimpulkan keistimewaan tokoh,
mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi siswa,
mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani.
1. Membaca Teks Profil Tokoh
Buku biografi atau otobiografi tokoh (termasuk di dalamnya profil tokoh)
pada saat ini sangat banyak. Sebagian di antaranya termasuk buku yang
sangat laris. Itu berarti kegiatan membaca buku biografi/otobiografi menjadi
hal yang sangat penting. Di sisi lain, paparan tentang profil tokoh juga sering
dijumpai, baik di koran, tabloid, majalah, maupun buku. Itu juga
133 Komunikasi
mengindikasikan pentingnya membaca teks profil tokoh. Persoalannya
adalah apakah pada saat membaca buku tersebut kita telah membaca
dengan benar. Benar atau tidaknya kita membaca biografi atau profil tokoh
sangat bergantung pada tujuan kita membacanya.
Secara garis besar, ada beberapa tujuan membaca otobiografi atau profil
tokoh, antara lain:
a. untuk mencari hal-hal yang menarik dan mengesankan dari perjalanan
hidup tokoh
b. mencari hal yang dapat dicontoh untuk kehidupan sendiri
c. mengumpulkan hal-hal yang disukai pada diri tokoh
d. mencari keistimewaan tokoh
e. mencari inti sari riwayat tokoh.
Di samping itu, tentu saja ada pembaca yang membaca biografi sekadar
mengisi waktu luang saja.
Sebelum membaca teks profil tokoh "Bacharuddin Jusuf Habibie",
diskusikan istilah-istilah berikut ini!
a. Memahami Istilah di Perguruan Tinggi
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5 orang. Diskusikan dalam
kelompokmu hal-hal berikut ini!
1) Perguruan Tinggi apa yang ada di kotamu atau terdekat dengan
tempat tinggalmu?
2) Apakah fakultas itu?
3) Apakah jurusan itu?
4) Apa beda jurusan dan fakultas?
5) Fakultas apa yang kamu ketahui?
6) Apa gelar yang dapat diperoleh dari belajar di perguruan tinggi?
7) Gelar apakah magister itu?
8) Gelar apakah doktor itu?
9) Gelar apakah profesor itu?
10) Apa kepanjangan gelar berikut ini dan di manakah untuk
mendapatkan gelar itu?
a. S.Pd.
b. Sp.Og.
c. S.P.
d. S.S.
134 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
e. S.H.
f. S.E.
g. S.H.
h. M.Si.
i. dr.
j. Dr.
b. Membaca Profil Tokoh
Bacalah profil tokoh di bawah ini dengan cermat!
Bacharuddin Jusuf Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, lahir
di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan
anak keempat dari delapan bersaudara, dari pasangan Alwi Abdul Jalil
Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah
dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai
dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-
Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah
ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya
kegemaran menunggang kuda ini harus kehilangan bapaknya yang
meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan
jantung. Tak lama setelah bapaknya meninggal, Habibie pindah ke
135 Komunikasi
Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School.
Di SMA, prestasi beliau mulai tampak menonjol, terutama dalam
pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk Universitas
Indonesia di Bandung (Sekarang ITB). Beliau mendapat gelar Diploma
dari Technische Hochschule, Jerman, tahun 1960, yang kemudian
mendapatkan gelar Doktor dari tempat yang sama pada tahun 1965.
Habibie menikah pada tahun 1962, dan dikaruniai dua orang anak.
Tahun 1967, beliau menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada
Institut Teknologi Bandung.
Banyak langkah Habibie dikagumi, penuh kontroversi, namun tak
sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih
penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari
"habitat"-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya
setahun kuliah di ITB Bandung, kemudian 10 tahun beliau kuliah hingga
meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan
predikat summa cum laude. Lalu, beliau bekerja di industri pesawat
terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan
Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, selama 20 tahun Habibie menjabat Menteri Negara
Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri
Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh
Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto.
Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan
Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser
akibat referendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato
Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi
warga negara biasa, kembali pula hijrah untuk bermukim ke Jerman.
(Dari Berbagai Sumber)
Sumber: Kepustakaan Presiden-Presiden Republik Indonesia
136 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
2. Menyarikan Riwayat Hidup Tokoh
Cobalah kamu isi format riwayat hidup Bapak B. J. Habibie berikut ini
berdasarkan profil di atas! Cocokkanlah jawabanmu dengan jawaban teman
sebangkumu! Apabila ada perbedaan, bahaslah di kelas!
Nama Lengkap
Tempat & Tgl Lahir
Hobi
Nama Istri
Nama Ayah
Jumlah Saudara
Nama Ibu
Riwayat Pendidikan
Riwayat karier
3. Mengambil Keteladanan dari Bapak B. J. Habibie
Bapak B. J. Habibie tentu patut diteladani. Oleh karena itu, bentuklah
kelompok untuk mendiskusikan jawaban pertanyaan berikut ini! Masingmasing
kelompok maksimal terdiri atas 5 orang.
1) Apa keistimewaan Bapak B. J. Habibie? Jelaskan!
2) Apa keistimewaan Bapak B. J. Habibie di dunia internasional? Jelaskan!
3) Apa yang menarik dari kisah Bapak B. J. Habibie tersebut? Jelaskan!
4) Terangkan langkah kontroversial yang diambil Bapak B. J. Habibie!
5) Apa sifat-sifat Bapak B. J. Habibie yang patut dicontoh?
4. Mengungkapkan Hal-hal yang Disukai
Kamu suka Bapak B. J. Habibie, bukan? Untuk itu, catatlah hal-hal
yang kamu sukai pada diri Bapak B. J. Habibie! Apanya yang kamu sukai
? Berikan spesifikasi yang jelas! Catat pula hal-hal yang dapat kamu contoh
dalam kehidupanmu! Apa yang akan kamu contoh? Berikanlah alasan
mengapa kamu suka dan akan mencontoh Bapak B. J. Habibie.
137 Komunikasi
Ceritakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas di hadapan
teman-temanmu.
Tugas
1. Pinjam buku biografi yang terdapat di perpustakaan sekolah, orang
tua, atau temanmu atau jika memungkinkan membeli dari toko buku.
2. Jelaskan secara singkat riwayat pendidikan tokoh dalam buku biografi
tersebut!
3. Jelaskan riwayat pekerjaannya!
4. Apa saja yang dapat diteladani dari tokoh tersebut?
5. Sebutkan keistimewaan yang dimiliki tokoh tersebut?
D. Menulis Puisi
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat menulis puisi
tentang peristiwa yang mengesankan.
Pada pembelajaran yang lalu (Bab VII), kamu sudah berlatih menulis puisi
tentang peristiwa yang kamu alami. Mengingat banyaknya peristiwa yang
pernah kamu alami, kamu diharapkan dapat menuliskan pengalamanpengalamanmu
yang lain, khususnya pengalaman yang sangat mengesankan,
dalam sebuah puisi.
Tugas
Sekali lagi lihat Bab III bagian D. Berdasarkan penjelasan mengenai unsurunsur
yang membangun atau membentuk puisi. Tulislah puisi mengenai
peristiwa yang mengesankan!
138 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Uji Kompetensi
1. Buatlah percakapan melalui telepon antara kamu dengan temanmu di
sekolahmu bahwa pada sore ini kamu tidak dapat mengikuti kegiatan
karena mengikuti ayahmu pergi ke rumah nenek.
2. Demonstrasikan percakapan telepon antarteman tersebut di depan kelas.
Minta teman lain untuk menanggapi percakapan telepon yang kamu
lakukan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar