Jumat, 20 Mei 2011

SARWIJI BAB 10

Panorama Alam
162 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
A. Menyimak dan Merefleksi Isi Puisi
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
menentukan citraan isi puisi
merefleksi isi puisi yang didengarkan.
Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mampu merefleksi isi puisi
dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama, dan pilihan kata. Pada
pembelajaran berikut ini, kamu akan mempelajari bagaimana merefleksi puisi
dengan menangkap isi puisi, seperti gambaran penginderaan, perasa, dan
pendapat, serta merefleksi isi puisi.
1. Citraan Isi Puisi
Untuk menyampaikan maksud, ide, dan gagasannya, pengarang
berusaha mengkonkretkan melalui gambaran (citraan) penginderaan,
perasa, dan pendapat. Dengan penggambaran atau citraan itu, ide dan
gagasan pengarang akan semakin mudah ditangkap pembacanya.
Perhatikan contoh citraan puisi berikut ini!
......................................
Angin berhembus tertahan-tahan
Daun berisik rasa kesukaan
Bulan perlahan-lahan
Menuju maghrib peraduan
Karya Y.E. Tatengkeng
Pada baris pertama puisi di atas seolah-olah pembaca merasakan
hembusan angin, " angin berhembus tertahan-tahan". Inilah yang dimaksud
gambaran perasa. "Daun berisik rasa kesukaan" pada baris kedua seolah
pembaca dapat mendengar suara daun yang berisik.Larik "bulan perlahanlahan",
"menuju maghrib peraduan" merupakan penggambaran indera
penglihatan, yakni sedang menyaksikan bulan yang akan segera tenggelam.
163 Keindahan Alam
2. Menentukan Gambaran Penginderaan, Perasa, Pendapat, dan
Merefleksikan Isi Puisi
Bacalah puisi berikut ini dengan cermat!
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir tipis, merdu
Antara gundukan pohon pina
Tembang menggema di dua kaki,
Burangrang-Tangkubanperahu
Jamrut di pucuk-pucuk
Jamrut di air tipis menurun
Membelit tangga di tanah merah
Dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali
Kenakan kebaya ke pewayangan,
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.
(Ramadhan K.H., Priangan Si Jelita)
Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas empat atau lima orang.
a. Diskusikan gambaran penginderaan, perasa, pendapat pada puisi di
atas!
b. Renungkan isi puisi di atas, kemudian tuliskan perasaanmu setelah
membaca puisi itu.
c. Tuliskan simpulanmu isi puisi di atas.
164 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
B. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual
menanggapi cara pembacaan puisi temanmu.
Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah dapat menanggapi bagaimana
temanmu membacakan cerpen. Nah, kali ini kamu dalami lagi materi
pembelajaran tersebut.
1. Mendengarkan Pembacaan Cerpen
Mintalah salah seorang temanmu untuk membacakan cerpen berikut
ini. Dengarkan dengan saksama dan sebutkan tokoh serta penokohannya!
Pada Tikungan Berikutnya
Cerpen Musmarwan Abdullah
Aku berjalan kaki menempuh jalan pinggiran kota menuju ke kantor
redaksi. Cerpenku kali ini dimuat pada saat yang tepat, di saat aku
membutuhkan uang sesedikit apa pun. Nah, cuma itu yang ingin
kusampaikan padamu, kawan.
Selebihnya, tak ada yang dapat kuceritakan. Di ruang langit
menggelantung awan-asap mesiu. Di hamparan tanah, darah bepercikan
di batu-batu jalan. Dan, ke mana pun wajah kupalingkan, yang kulihat
hanya tentara-tentara.
"Berhenti!" tiba-tiba berteriak sekelompok tentara yang berdiri di tepi
jalan yang tengah kulewati. Dan, begitulah aku wajib berhenti setiap tubuh
kerempeng ini berpapasan dengan tubuh-tubuh mereka yang gagah dalam
uniform militer yang megah.
"Angkat bajumu!"
Dan, aku mengangkat bajuku. Mereka meneliti sekeliling pinggangku.
Tak ada pistol-rakitan yang terselip di sana. Tak ada sebilah rencong yang
menantang di situ.
165 Keindahan Alam
"Keluarkan kartu pendudukmu!"
Ya, kukeluarkan kartu pendudukku. Mereka membaca dengan suara
agak tinggi: "Nama lengkap: Musmarwan bin Abdullah! Jenis kelamin: lakilaki!
Tempat/tanggal lahir: Tanjong, sembilan-belas-enam-tujuh! Agama:
Islam! Pekerjaan: penulis cerita pendek!" Sampai di sini mereka berhenti.
Tentara yang membaca itu melihat ke arah temannya.
"Coba buktikan!" kata temannya itu.
Lalu mereka memberiku selembar kertas dan sebatang pena. Sambil
tetap berdiri di situ aku menulis, "Tak ada yang dapat kuceritakan padamu,
kawan, di saat inspirasi telah menjadi langka di ruang kontemplasi para
tukang tulis cerita. Dialog telah gagal antara pemerintah dan kaum
pemberontak. Pemerintah mengakui, mereka telah bikin melarat provinsi
ini selama berpuluh-puluh tahun. Tetapi, pemberontak tetap bersikukuh;
ingin provinsi ini lepas dari republik. Maka, pemerintah menetapkan provinsi
ini dalam status darurat militer...."
"Hentikan!" teriak mereka. Dan begitulah aku wajib menghentikan
tulisanku. Tentara yang berteriak itu melihat ke arah temannya. Teman itu
mengangguk, "Orang ini dapat dipercaya," katanya. Lalu menyambung,
"Darurat militer diberlakukan untuk menumpas pemberontak yang ada di
seluruh provinsi ini, kau tahu?!"
Aku mengangguk. Dan, aku dilepaskan untuk meneruskan langkahku.
Di tikungan berikutnya, aku berpapasan dengan sekelompok tentara yang
lain. "Berhenti!" teriak mereka.
Dan, aku berhenti.
"Angkat bajumu!"
Aku mengangkat bajuku.
"Mana Ka-Te-Pe-mu!"
Aku menyerahkan KTP-ku. Mereka membaca dengan suara agak tinggi,
"Nama: Musmarwan bin Abdullah! Tempat/tanggal lahir: Tanjong,
sembilan-belas-enam-tujuh! Kawin/tidak kawin: kawin! Pekerjaan: penulis
cerita pendek!" Sampai di data ini mereka berhenti. Tentara yang membaca
itu melihat ke arah temannya.
"Coba buktikan!" teriak temannya itu. Dan aku pun disuruh
menceritakan sesuatu dengan lisan.
166 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Sambil tetap tegak di situ, aku berkata: "Tak ada yang dapat kuceritakan
padamu, kawan, di saat inspirasi adalah ilham yang hampa di ruang
kontemplasi para tukang tulis cerita. Aku tak punya keinginan untuk
menembak tentara dan membunuh polisi karena aku bukan orang-orang
pemberontak itu. Aku malah menyesal pada cerita-cerita ciptaanku yang
tidak mampu memberikan pencerahan pada orang-orang kampung agar
mereka tidak lagi memusuhi tentara dan membenci polisi, terutama di
tengah darurat militer seperti ini. Atau barangkali selama ini memang ada
yang tidak beres pada dua institusi ini?"
"Sudah! Cukup!" teriak mereka. Lalu menyambung, "Darurat militer
digelarkan untuk menumpas pemberontak yang ada di seluruh provinsi
ini, kau tahu?!"
Aku mengangguk. Selanjutnya aku bebas meneruskan langkahku. Dan,
pada tikungan berikutnya, aku berjumpa lagi dengan sekelompok tentara
yang lain. Hal yang sama terjadi. Aku disuruh bercerita. Dan, aku bercerita.
Dan, pada kalimat-kalimat terakhir ceritaku kubilang, "Aku bukan penganut
rasisme. Waktu kaum pemberontak membunuh dan mengusir orang-orang
transmigran, aku malah menangis sambil memeluk anakku karena
terbayang pada anak-anak mereka yang terseret-seret di semak-semak
belukar seraya mulut mendesis memanggil ibu atau ayah mereka yang
terbunuh hingga tidak dapat menuntun mereka mengarungi belantara demi
belantara."
"Sudah! Cukup! Sedih sekali kau bercerita!"
Dan, aku dibiarkan meneruskan jalanku. Di tikungan berikutnya lagi,
nasib yang sama menimpaku pula. Dan, aku bercerita lagi. Pada sepanjang
kalimat terakhir kubilang, "Dulu, waktu zaman DOM banyak orang kami
yang mati tak wajar kendati kesalahannya sangat kecil dan cukup patut
untuk dimaafkan. Sekarang ketika salah satu dari kelompok masyarakat
provinsi ini mau benar-benar merenggut tanah kaya ini dari rangkulan
republik, eee, semua mau pamer wajah dan jasa di sini. PMI dengan mayatmayatnya,
Komnas HAM dengan bukti-bukti orang matinya, Kontras
dengan data-data orang hilangnya, televisi dengan liputan perangnya, LSM
dengan jasa makelarnya, para cendekiawan dengan komentar-komentar
empatinya. O, indah nian. Semua yang di ibukota kebagian job bagus di
provinsi ini. Dulu waktu kami menggelepar-gelepar bagai binatang-binatang
tak berharga di bawah matahari DOM, ke manakah mereka semuanya?
Di provinsi malang ini, setiap tragedi kemanusiaan akan selalu tertutupi
oleh tragedi kemanusiaan berikutnya. Lingkaran siklus itu telah
membuktikan, ternyata mereka tidak berarti apa-apa bagi kami."
167 Keindahan Alam
"Sudah! Cukup!" teriak tentara yang berdiri di depanku. "Baik! Jalan!"
Dan, aku kembali meneruskan jalanku. Di tikungan berikutnya, lagi-lagi
kutemui nasib yang sama. Kukatakan pada mereka, "Dalam setengah hari
ini aku sudah delapan kali di-sweeping. Apakah itu belum cukup?" "Haa..
haa.. haa...!" mereka tertawa. Lalu, aku disuruh membuktikan dengan jalan
menceritakan kembali kronologi pemeriksaan pertama, kedua, ketiga,
keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan. Ya, kuceritakan. Panjang
sekali. Berbusa kedua pinggir mulut ini. Dan, setelah itu aku disuruh
lanjutkan jalanku.
Pada belokan selanjutnya, aku berpapasan lagi dengan sekelompok
tentara yang lain lagi. Peruntungan yang menimpa tiada beda. Aku lagilagi
disuruh bercerita untuk membuktikan bahwa aku benar-benar tukang
cerita. Kubilang, "Tak ada lagi yang dapat diceritakan."
"Ceritakan saja!"
"Ruang langit tempat turunnya ilham telah tertutup asap mesiu."
"Cerita apa saja!"
"Tak ada."
"Tentang apa saja!"
"Tidak."
"Apa saja yang melintas di pikiran!"
"Tidak."
"Baik! Jalan! Memang sudah beku otak pengarang kita ini!"
Kulanjutkan perjalananku. Langkah tak bisa kucepatkan karena lelah.
Ketika tiba di kantor redaksi, hari sudah sore. Staf bagian keuangan sudah
pulang. Aku gagal mengambil honorariumku. Di dompet sudah tidak tersisa
sepeser pun. Aku teringat, makanan yang tersisa di rumah hanya cukup
dimakan berdua oleh anak dan isteriku tadi pagi. Dan malam ini tak ada
sesuatu yang akan kubawa pulang. Mau mengutang, tidak ada tempat
untuk mengutang di saat semua tengah melarat.
Aku tiba di rumah manakala senja baru berganti malam. Di kamar
kudapati isteri dan anakku sudah tertidur pulas. Aku tahu kenapa isteriku
mengambil inisiatif membawa tidur anak kami lebih cepat dari biasanya,
hingga ia sendiri jatuh terlelap tanpa sengaja.
"Tuk.. tuk.. tuk!!!" ketika aku mau ikut tidur, tiba-tiba terdengar suara
pintu diketuk dari luar. Aku dengan malas membukanya. Seorang tentara
bertopi baja menjengukkan wajahnya melalui renggang pintu yang terkuak
setengah. "Darurat militer diberlakukan untuk menumpas pemberontak
168 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
yang ada di seluruh provinsi ini, kau tahu?!" katanya.
Aku mengangguk. Ia menarik kembali wajahnya. Pintu sudah boleh
kututup kembali.
Saat Subuh kurebahkan tubuhku pelan-pelan di samping isteriku. Aku
mendesiskan kata-kata mesra padanya, kata-kata selamat tidur. Ya, tidurlah
kalian dengan lelap meski perut tidak terisi apa-apa sejak siang tadi. Yang
penting jangan memberontak. Di negeri ini memberontak dilarang. Dan,
yang lebih penting lagi, jangan menangis. Di provinsi ini tangis tiada artinya.
Sumber: Republika, Minggu, 11 Februari 2007
2. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen
Latihan
Berikan tanggapan terhadap cara pembacaan cerpen yang dilakukan temanmu.
Fokuskan tanggapanmu itu pada aspek intonasi, lafal, dan kelancaran. Berikan
tanggapanmu di hadapan teman-temanmu.
C. Membaca Tabel/Diagram
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
menyampaikan pertanyaan tentang isi tabel atau diagram
menemukan informasi secara cepat dari tabel
mengubah tabel atau diagram menjadi bentuk narasi
Tabel memuat sejumlah informasi atau fakta penting yang disusun secara
bersistem agar dapat dengan mudah dan cepat dipahami. Dengan melihat tabel,
pembaca akan dengan cepat dapat mengetahui isi bacaan dengan mengamati,
membandingkan,dan memahami isi bacaan. Dengan demikian, kompetensi
dasar memahami isi tabel sangat penting untuk dikuasai, untuk menjadi
pembaca yang baik dan efisien.
169 Keindahan Alam
1. Membaca Teks yang Memuat Tabel
Bacalah teks yang memuat tabel berikut ini!
Kehutanan di Kalimantan Barat
Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi yang memiliki kawasan
hutan yang cukup luas setelah Irian Jaya, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah, yaitu sekitar 6,39 persen dari luas kawasan hutan di Indonesia.
Luas kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No.259/KPTS-II/2000 tanggal 31 Agustus
2001 adalah sebesar 9.178.760 ha yang terbagi atas kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
LUAS KAWASAN HUTAN
2001-2003
No
(1)
I
II
Status Kawasan
(2)
Kawasan Lindung
1. Hutan Cagar Alam
2. Hutan Taman Nasional
3. Hutan Wisata Alam
4. Hutan Lindung
5. Suaka Alam Laut
- Daratan
- Perairan
Kawasan Budidaya
1. Hutan Produksi Terbatas
2. Hutan Produksi Biasa
3. Hutan Produksi Konvers
Jumlah
2001
(3)
153.275
1.252.895
29.310
2.307.045
22.215
187.885
2.445.985
2.265.800
514.350
9.178.760
2002
(4)
153.275
1.252.895
29.310
2.307.045
22.215
187.885
2.445.985
2.265.800
514.350
9.178.760
2003
(5)
153.275
1.252.895
29.310
2.307.045
22.215
187.885
2.445.985
2.265.800
514.350
9.178.760
Sumber: Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat
170 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
Dalam kawasan lindung, hutan lindung memiliki luas terbesar, yaitu
2.307.045 ha, setelah itu adalah hutan taman nasional seluas 1.252.895 ha.
Selanjutnya, dalam kawasan budidaya, sebagian besar adalah untuk
hutan produksi terbatas sebesar 2.445.985 ha dan 2.265.800 ha merupakan
hutan produksi biasa. Sementara hutan produksi konversi hanya mencapai
514.350 ha.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat
2. Bermain Adu Cepat Menyusun Pertanyaan Bacaan
Berbagilah menjadi empat kelompok! Susunlah sepuluh pertanyaan
berdasarkan isi bacaan yang telah kamu baca di atas! Lima dari sepuluh
pertanyaan yang kamu susun harus menanyakan tentang tabel! Gurumu
akan menentukan berapa lama waktu yang disediakan untuk menyusun
sepuluh pertanyaan ini. Ketepatan pertanyaan dan kecepatan penyelesaian
tugas merupakan kriteria pokok penilaian dalam permainan ini. Selamat
bermain!
Contoh pertanyaan :
Bagaimana perkembangan luas hutan lindung di Kalimantan Barat
antara tahun 2001 sampai tahun 2003?
3. Bermain Adu Cepat Menjawab Pertanyaan Bacaan
Bermainlah adu cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah
disusun kelompok lain!
a. Pertanyaan kelompok IV akan dijawab oleh kelompok I
b. Pertanyaan kelompok III akan dijawab oleh kelompok II
c. Pertanyaan kelompok II akan dijawab oleh kelompok III
d. Pertanyaan kelompok I akan dijawab oleh kelompok IV
Penilaian difokuskan pada jumlah jawaban benar dan batas waktu yang
telah ditentukan.
171 Keindahan Alam
Latihan
Susunlah sebuah tulisan narasi berdasarkan isi tabel di atas!
Memahami dan Menggunakan Imbuhan ke- dan ke-an
a. Imbuhan ke-
Contoh :
1) Ketiga anak itu sedang belajar menari.
fungsi ke- : mengubah kata bilangan utama menjadi kata
bilangan kumpulan.
Nosi ke- : menyatakan bilangan kumpulan
2) Ketua MPR akan segera membuka sidang.
Fungsi ke- : membendakan kata sifat
Arti ke- : yang dituakan/dianggap tua
b. Imbuhan ke-an
Contoh :
1) Meskipun suhu badannya tinggi orang yang terkena demam merasa
kedinginan.
Fungsi ke-an : mengubah kata sifat menjadi kata kerja pasif
Nosi ke-an : dalam keadaan menderita
2) Kedatangan rombongan menteri disambut dengan tari-tarian
tradisional.
Fungsi ke-an : mengubah kata kerja menjadi kata benda
Nosi ke-an : menyatakan hal datang
Latihan
1. Buatlah kalimat dengan kata berimbuhan ke- berikut ini dan jelaskan arti
imbuhannya!
a. ketiga
b. kedua belas
c. kehendak
d. kekasih
e. keseratus
172 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
2. Perhatikan contoh berikut kemudian kerjakan seperti contoh!
1) Ulang tahun perkawinan ayah dan ibu yang kelima belas
diselenggarakan secara sederhana.
2) Ulang tahun perkawinan ayah dan ibu yang XV diselenggarakan
secara sederhana.
3) Ulang tahun perkawinan ayah dan ibu yang ke-15
diselenggarakan secara sederhana.
b. Banyak peristiwa-peristiwa yang luar biasa pada abad X ini.
c. Pelamar keseratus sepuluh itu sarjana ekonomi lulusan PTN
terkemuka di kota ini.
d. Jumlah penduduk Indonesia menempati peringkat ke-5 dari
jumlah penduduk sedunia.
e. Benda purbakala itu diperkirakan dibuat pada abad ketujuh
sebelum Masehi.
3. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata berimbuhan ke-an
berikut ini dan jelaskan makna imbuhannya!
a. kementerian
b. kepulauan
c. kebaikan
d. ketahuan
e. kekurangan
f. ketinggian
g. kemerah-merahan
h. kehutanan
i. kepanasan
j. kemanusiaan
D. Menulis Pesan Singkat
Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:
menyebutkan isi pesan singkat
menjelaskan perbedaan pesan singkat resmi dan tidak resmi
menulis pesan singkat dengan kalimat efektif.
173 Keindahan Alam
Pesan singkat dikenal dengan istilah memo. Memo digunakan untuk
menyampaikan pesan tertentu. Memo berasal dari singkatan memorandum
yang juga diartikan nota atau surat ringkas yang berisi peringatan tidak resmi,
saran, pengarahan atau petunjuk. Memo digunakan dalam situasi khusus,
dalam keadaan tergesa-gesa, waktu terbatas atau mendesak.
Ada dua jenis memo, yaitu resmi dan tidak resmi. Memo resmi biasanya
dibuat oleh instansi pemerintah, kantor swasta atau organisasi. Memo tidak
resmi dapat dibuat oleh siapa saja.
1. Memo Resmi dan Memo Tidak Resmi
Perhatikan contoh memo berikut ini!
a. Memo Tidak Resmi
Abie,
Tolong segera kembalikan novel "Siti Nurbaya"
yang kamu pinjam.
Kutunggu di rumah sore ini juga ya.
Bandung, 5 Sept. '07
Temanmu,
Ata
b. Memo Resmi
PT BUNGA MEKAR
Jalan Pattimura 69 Jakarta Telepon (021) 6775467
Kepada: Kepala Produksi
Dari : Direktur Utama
Perihal : Persediaan barang
Laporkan segera persediaan barang per 1 Juni 2007
sebagai bahan rapat direksi tanggal 14 Juni 2007.
Terima kasih.
Jabier Cakra Pradana, S.E., M.M.
174 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
2. Mendiskusikan Perbedaan Memo Resmi dan Memo Tidak Resmi
Bentuklah kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang, kemudian
diskusikan dalam kelompokmu perbedaan antara memo resmi dengan
memo tidak resmi dengan memperhatikan contoh memo di atas.
Latihan
Tulislah memo yang sesuai dengan situasi berikut ini!
1. Kepala SMP N 24 Surakarta memerlukan laporan keadaan siswa per 1 Juni
2007 dari Kepala Urusan Tata Usaha, untuk persiapan rapat MKKS.
Jawab :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Aminah mengunjungi Siti di rumahnya. Namun, Siti sedang mengantar
ibunya berbelanja ke toko. Aminah berharap agar Siti ke rumahnya karena
ada tugas yang harus dikerjakan berkelompok.
Jawab :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
175 Keindahan Alam
1. Simaklah puisi berikut ini (puisi terdapat pada lampiran)! Dan kerjakan
soal berikut!
a. Jelaskan nada dan suasana dalam puisi di atas!
b. Apa yang kamu rasakan setelah membaca puisi tersebut?
2. Bacalah teks berikut ini!
Penanaman Modal Daerah Sektor Pertanian
Pulau Jawa dikenal sebagai pulau yang subur. Sebagian besar tanaman
tropis bisa tumbuh subur di pulau ini. Sebagai bagian dari Pulau Jawa,
Jawa Tengah juga memiliki sumber daya pertanian yang berlimpah dan
berkualitas. Tanaman pangan yang memiliki produktivitas terbesar di Jawa
Tengah adalah padi. Produksi padi pada tahun 2000 sebesar 8,48 juta ton
atau naik sebesar 1,46% dari tahun 1999 sebesar 8,153 juta ton. Luas panen
tahun 2000 seluas 1.669.486 hektar, atau turun sebesar 1,15% dibanding
luas panen tahun 1999 seluas 1.688.950 hektar. Hal ini menunjukkan
peningkatan produktivitas tanaman pangan utama tersebut. Sentra produksi
padi di Jawa Tengah ada di Cilacap, Sragen, Pati, Grobogan, Brebes, dan
Demak.
Selain padi, tanaman pangan yang mampu tumbuh subur di Jawa
Tengah adalah jagung. Produksi jagung di Jawa Tengah, tahun 2000, sebesar
1.713.807 ton dengan luas lahan 581.893 hektar. Sentra produksi Jagung
berada di Kabupaten Grobogan, Wonogiri, Wonosobo, Blora, dan
Temanggung.
Pengembangan tanaman pangan di sentra produksi tersebut dapat
berupa industri benih, budidaya pengolahan, dan pemasaran.
Luas panen dan produksi padi di Jawa Tengah tahun 1998 - 2004 adalah
sbb.
Uji Kompetensi
176 Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs
No. Tahun Luas (Ha) Produksi (ton)
1. 1998 1.714.074 8.594.043
2. 1999 1.688.950 8.345.854
3. 2000 1.669.486 8.475.412
4. 2001 1.650.625 8.289.927
5. 2002 1.653.442 8.503.523
6. 2003 1.535.625 8.123.839
7. 2004 1.635.922 8.512.555
Sumber: Jawa Tengah dalam Angka 2005
Berdasarkan tabel teks di atas, susunlah empat kalimat yang isinya sesuai
dengan isi tabel!
3. Buatlah pesan singkat yang ditujukan kepada temanmu yang berisi
pemberitahuan bahwa kamu baru saja datang ke rumah temanmu, tetapi
temanmu sedang pergi dan rumah dalam keadaan sepi. Sampaikan pesan
bahwa maksud kedatanganmu adalah pada Minggu sore teman-teman
sekelas akan menjenguk Pak Guru yang sedang sakit di rumah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar